Makassar (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan Anggiat Sinaga menyatakan okupansi hotel di Kota Makassar malah menurun saat libur Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.
Anggiat memproyeksikan tingkat hunian hotel di Makassar hanya 25-30 persen saat libur Hari Raya Idul Fitri.
"Semakin menuju libur panjang, hunian hotel di Makassar makin drop, tidak terkecuali Liburan Idul Fitri," ujar Anggiat di Makassar, Kamis.
Anggiat menyebut okupansi hotel yang menurun hampir terjadi di setiap tahun jelang Hari Raya Idul Fitri maupun saat libur Lebaran.
Menurut dia, berbeda dengan Bali, Lombok dan Yogyakarta yang akan lebih banyak memperoleh omzet atau panen raya karena libur silaturahmi Lebaran dinilai akan digunakan pula untuk liburan wisata.
"Sangat berbeda dengan Makassar yang belum kuat wisatanya, akan tetapi seperti Malino, Toraja maupun Bira Bulukumba akan dapat limpahan pemasukan terkait wisatanya," ujarnya.
Meski begitu, kata Anggiat, managemen hotel tidak tinggal diam. Berbagai hotel telah menawarkan sejumlah paket promo atau memberikan harga khusus dengan harapan banyak pengunjung yang bisa menginap di Makassar.
Hanya saja, promo hotel nginap dua malam atau tiga malam di hotel berbintang, belum mendapat respons dari pengunjung.
"Masih belum ada pergerakan. Insya Allah kita optimis di angka 50-56 persen usai Lebaran," kata dia.
Anggiat memproyeksikan tingkat hunian hotel di Makassar hanya 25-30 persen saat libur Hari Raya Idul Fitri.
"Semakin menuju libur panjang, hunian hotel di Makassar makin drop, tidak terkecuali Liburan Idul Fitri," ujar Anggiat di Makassar, Kamis.
Anggiat menyebut okupansi hotel yang menurun hampir terjadi di setiap tahun jelang Hari Raya Idul Fitri maupun saat libur Lebaran.
Menurut dia, berbeda dengan Bali, Lombok dan Yogyakarta yang akan lebih banyak memperoleh omzet atau panen raya karena libur silaturahmi Lebaran dinilai akan digunakan pula untuk liburan wisata.
"Sangat berbeda dengan Makassar yang belum kuat wisatanya, akan tetapi seperti Malino, Toraja maupun Bira Bulukumba akan dapat limpahan pemasukan terkait wisatanya," ujarnya.
Meski begitu, kata Anggiat, managemen hotel tidak tinggal diam. Berbagai hotel telah menawarkan sejumlah paket promo atau memberikan harga khusus dengan harapan banyak pengunjung yang bisa menginap di Makassar.
Hanya saja, promo hotel nginap dua malam atau tiga malam di hotel berbintang, belum mendapat respons dari pengunjung.
"Masih belum ada pergerakan. Insya Allah kita optimis di angka 50-56 persen usai Lebaran," kata dia.