Makassar (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) mencatat neraca perdagangan Sulawesi Selatan (Sulsel) Januari-Maret 2024 masih tetap surplus 103,24 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp1,67 triliun lebih (kurs Rp16.200).
Kepala Bidang Kepabeanan DJBC Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) Zaeni Rokhman di Makassar, Senin, mengatakan, beberapa komoditi unggulan dari sektor pertambangan, pertanian dan hasil laut masih menjadi andalan provinsi ini dalam menambah devisa negara.
"Setiap bulan andalan Sulsel dalam menambah devisa negara melalui ekspor dan impor itu datang dari sektor unggulan seperti pertambangan, perkebunan dan kelautan," ujarnya.
Dalam neraca perdagangan itu, Sulsel telah mengekspor berbagai komoditas unggulan pada Januari-Maret 2024 dengan nilai 411,69 juta dolar AS dan impor sekitar 308,45 juta dolar AS, sehingga masih surplus 103,24 juta dolar AS.
Zaeni menjelaskan, surplus Sulsel setiap bulan dalam neraca perdagangan, karena komoditas andalan provinsi ini setiap bulan selalu mencatat angka ekspor yang cukup signifikan.
Bahkan untuk komoditas nikel, setiap bulan selalu menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh komoditas, sehingga mampu menyumbang devisa bagi negara.
Zaeni menyebutkan, untuk sektor pertambangan pada perdagangan Januari-Maret 2024 mencatat nilai perdagangan sebesar 230,02 juta dolar AS atau secara persentase 55,87 persen dari total perdagangan.
Kemudian di urutan kedua untuk komoditas ekspor yang menjadi andalan Sulsel dari sektor pengolahan menyumbang 145,54 juta dolar AS atau sekitar 35,35 persen.
Di sektor perdagangan berhasil menyumbang 31,68 juta dolar AS atau sekitar 7,70 persen dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mencatat transaksi sebesar 3,27 juta dolar AS atau sekitar 0,79 persen dari seluruh transaksi ekspor.
Sementara pada sektor importasi barang dari sektor pengolahan mencatat nilai transaksi 180,61 juta dolar AS atau sekitar 58,55 persen, sektor perdagangan tercatat 83,58 juta dolar AS atau sekitar 27,10 persen.
Sektor berikutnya yakni pertambangan tercatat sebanyak 38,42 juta dolar AS (12,78 persen) dan konstruksi 2,64 juta dolar AS atau sekitar 0,86 persen.
Adapun jenis komoditi ekspor yakni nikel-mate dan fero-nikel, rumput laut, semen dan karaginan.
Pada sektor importasi barang didominasi oleh gandum, beras, gula, bungkil dan residu padat dari kedelai serta bahan bakar mineral (BBM).
Selain itu, untuk transaksi khusus Maret 2024 neraca perdagangan ekspor dan impor Sulawesi Selatan (Sulsel) juga surplus, yakni sekitar 54,93 juta dolar AS atau setara Rp831 miliar (kurs Rp16.200).
Nilai surplus itu didapatkan dari transaksi ekspor sebesar 145,95 juta dolar AS dan impor sekitar 91,02 juta dolar AS, sehingga surplus 54,93 juta dolar AS.
Kepala Bidang Kepabeanan DJBC Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) Zaeni Rokhman di Makassar, Senin, mengatakan, beberapa komoditi unggulan dari sektor pertambangan, pertanian dan hasil laut masih menjadi andalan provinsi ini dalam menambah devisa negara.
"Setiap bulan andalan Sulsel dalam menambah devisa negara melalui ekspor dan impor itu datang dari sektor unggulan seperti pertambangan, perkebunan dan kelautan," ujarnya.
Dalam neraca perdagangan itu, Sulsel telah mengekspor berbagai komoditas unggulan pada Januari-Maret 2024 dengan nilai 411,69 juta dolar AS dan impor sekitar 308,45 juta dolar AS, sehingga masih surplus 103,24 juta dolar AS.
Zaeni menjelaskan, surplus Sulsel setiap bulan dalam neraca perdagangan, karena komoditas andalan provinsi ini setiap bulan selalu mencatat angka ekspor yang cukup signifikan.
Bahkan untuk komoditas nikel, setiap bulan selalu menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh komoditas, sehingga mampu menyumbang devisa bagi negara.
Zaeni menyebutkan, untuk sektor pertambangan pada perdagangan Januari-Maret 2024 mencatat nilai perdagangan sebesar 230,02 juta dolar AS atau secara persentase 55,87 persen dari total perdagangan.
Kemudian di urutan kedua untuk komoditas ekspor yang menjadi andalan Sulsel dari sektor pengolahan menyumbang 145,54 juta dolar AS atau sekitar 35,35 persen.
Di sektor perdagangan berhasil menyumbang 31,68 juta dolar AS atau sekitar 7,70 persen dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mencatat transaksi sebesar 3,27 juta dolar AS atau sekitar 0,79 persen dari seluruh transaksi ekspor.
Sementara pada sektor importasi barang dari sektor pengolahan mencatat nilai transaksi 180,61 juta dolar AS atau sekitar 58,55 persen, sektor perdagangan tercatat 83,58 juta dolar AS atau sekitar 27,10 persen.
Sektor berikutnya yakni pertambangan tercatat sebanyak 38,42 juta dolar AS (12,78 persen) dan konstruksi 2,64 juta dolar AS atau sekitar 0,86 persen.
Adapun jenis komoditi ekspor yakni nikel-mate dan fero-nikel, rumput laut, semen dan karaginan.
Pada sektor importasi barang didominasi oleh gandum, beras, gula, bungkil dan residu padat dari kedelai serta bahan bakar mineral (BBM).
Selain itu, untuk transaksi khusus Maret 2024 neraca perdagangan ekspor dan impor Sulawesi Selatan (Sulsel) juga surplus, yakni sekitar 54,93 juta dolar AS atau setara Rp831 miliar (kurs Rp16.200).
Nilai surplus itu didapatkan dari transaksi ekspor sebesar 145,95 juta dolar AS dan impor sekitar 91,02 juta dolar AS, sehingga surplus 54,93 juta dolar AS.