Makassar (Antaranews Sulsel) - Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Makassar mencatat jika permintaan kepiting bakau di Sulawesi Selatan (Sulsel) selama tiga tahun terakhir ini terus meningkat.

"Lalulintas kepiting bakau dalam kurun waktu tiga tahun sejak 2015 sampai 2017 menunjukkan tren yang cukup positif. Permintaannya itu cukup besar di atas angka 20 persen," ujar Kepala Balai BKIPM Makassar, Sitti Chadidjah di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan, volume lalu lintas kepiting bakau itu mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu rata-rata sebesar 20,4 persen setiap tahunnya dengan nilai peningkatan rata-rata mencapai Rp6,2 miliar.

Volume lalu lintas yang didominasi oleh pasar domestik mencatat transaksi sebesar 65,2 persen dengan tujuan utama adalah Jakarta dan Denpasar.

Sedangkan untuk prosentase pasar ekspor, tercatat angka sebesar 31,3 persen dengan tujuan utama adalah negara-negara di benua Asia seperti Cina, Singapura dan Malaysia.

"Kontribusinya untuk domestik yang masuk tidak signifikan dengan prosentase hanya sebesar 3,5 persen yang berasal dari Kendari, Ambon, Balikpapan, Jayapura, Sorong dan Mimika," katanya.

Menurut Icha, sapaan akrab Sitti Chadidjah, fluktuasi volume lalu lintas kepiting bakau sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar.

Untuk saat ini permintaan terbesar justru berasal dari pasar domestik. Hal ini disebabkan karena permintaan pasar ekspor yang sangat tinggi, khususnya ke Fuzhou dan Guangzhou, China.

Dia mengaku jika permintaan yang besar tidak didukung dengan tersedianya koneksi penerbangan langsung, sehingga kepiting bakau harus melalui Jakarta terlebih dahulu.

Adapun tren peningkatan volume lalu lintas yang sangat signifikan pada Januari setiap tahunnya, disebabkan adanya perayaan Imlek di area tujuan pengiriman.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024