Jakarta (ANTARA) - Profesor riset Sensus Wijonarko dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan instrumentasi neraca air, sistem untuk memantau dan mengelola perubahan aktual neraca air di suatu wilayah.
"Telah dikembangkan instrumentasi neraca air berupa sistem yang tujuan akhirnya dapat mengambil keputusan sendiri secara otomatis untuk memantau dan membantu mengelola perubahan aktual neraca air di kawasan yang dikelolanya sehingga ketahanan air setempat akan membaik," kata Sensus di Jakarta, Selasa.
Saat menyampaikan orasinya sebagai profesor riset, Sensus mengatakan bahwa instrumentasi tersebut dapat secara otomatis mengukur neraca air suatu wilayah, termasuk sub-sub daerah aliran sungai (DAS), dan dapat dikembangkan sebagai sistem pendukung pengendalian air di wilayah tersebut.
"Instrumentasi ini perlu dilengkapi instrumen pengendali untuk menambah persediaan air bersih, mengurangi pemakaian air bersih, mengolah air bekas pakai, dan mengatur jenis air sesuai peruntukannya," kata dia saat membacakan naskah orasi berjudul "Instrumentasi Neraca Air dalam Sistem Pengamat Hidrometeorologi Terpadu untuk Upaya Mewujudkan Ketahanan Air".
Dalam naskah orasinya, Sensus mengatakan bahwa ketahanan air suatu wilayah dapat diperkirakan berdasarkan kondisi neraca air--keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air--, yang dapat diketahui menggunakan metode perhitungan pergerakan air.
Ia mengemukakan, perhitungan untuk mengetahui neraca air dalam lingkup luas membutuhkan data dan keahlian dan rata-rata hasilnya mempunyai beberapa kelemahan, antara lain tidak dapat dipakai untuk melihat kondisi sesaat.
"Kesulitan tersebut dapat diatasi atau dikurangi dengan metode pengukuran neraca air memakai instrumentasi neraca air yang diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dari sistem pengamat hidrometeorologi terpadu pada masa mendatang," tutur Sensus.
Menurut peneliti yang mendalami teknologi instrumentasi tersebut, instrumentasi neraca air dapat berfungsi sebagai pengkalibrasi perhitungan neraca air dan bisa digunakan untuk membandingkan neraca air di tempat-tempat yang lain bila sudah terintegrasi dalam sistem pengamat hidrometeorologi.
Berita Terkait
Wali Kota Makassar lepas puluhan ribu benih ikan air tawar di waduk Nipa-nipa
Jumat, 5 April 2024 22:10 Wib
Lion Air resmi layani penerbangan Makassar-Banjarmasin
Kamis, 4 April 2024 2:09 Wib
Pj Gubernur Sulsel dorong Kabupaten Wajo jadi pusat ikan air tawar
Selasa, 2 April 2024 19:17 Wib
Rusdi Kirana: Masa depan industri penerbangan RI menjanjikan
Jumat, 22 Maret 2024 15:16 Wib
Danau Tempe Sulsel butuh mekanisasi pengaturan air untuk pertanian
Jumat, 15 Maret 2024 21:31 Wib
1.088 prajurit TNI tergabung pasukan PBB di Lebanon kembali ke tanah air
Kamis, 14 Maret 2024 12:25 Wib
Pemprov Sulsel tebar 2,1 juta benih ikan air tawar di Bone untuk ketahanan pangan
Rabu, 13 Maret 2024 16:52 Wib
Menteri PUPR pastikan pasokan air aman sebelum Presiden berkantor di IKN
Rabu, 13 Maret 2024 14:49 Wib