Jakarta (ANTARA) - Lama menjadi pusat perhatian yang bahkan sudah terjadi hampir satu tahun sebelum Olimpiade Tokyo 2020 digelar, pesenam putri Amerika Serikat Simone Biles yang dipercaya banyak kalangan sebagai yang terbesar sepanjang masa, membuat keputusan mengejutkan mundur dari beregu putri senam Olimpiade ketika final nomor itu barulah dimulai.
Kabar mundurnya Biles ini terus menuai pembicaraan dan analisis, apalagi sebelumnya seluruh media massa serempak menempatkan dia dalam daftar atlet yang bakal menjadi sorotan utama dalam Olimpiade yang tertunda satu tahun oleh pandemi virus corona ini.
Bahkan Twitter membuatkan emoji khusus untuk dia dalam bentuk kambing yang bahasa Inggrisnya adalah "goat". Ini adalah asosiasi untuk "greatest of all time" (GOAT) atau atlet terbesar sepanjang masa.
Media massa tak henti menyoroti dia bahkan mungkin berbicara tentang hal yang sebenarnya tidak dia inginkan.
Biles sebenarnya mungkin hanya ingin tampil fokus meraih medali dalam senam. Mungkin dia tidak terlalu peduli dengan semua rekor yang disebutkan media selama ini, sekalipun dia memang yang terbaik dalam senam sampai saat ini.
Salah satu yang paling sering diungkapkan media, mulai sebelum Olimpiade Tokyo digelar sampai beberapa hari sebelum senam putri mengawali nomor pertamanya di Tokyo 2020 dalam beregu putri, adalah kemungkinan Biles memecahkan rekor sembilan medali emas Olimpiade yang lama dipegang atlet legendaris Uni Soviet Larisa Latynina.
Dia juga kerap dibanding-bandingkan dengan perenang legendaris Amerika Michael Phelps, yang memenangkan delapan medali emas dalam satu Olimpiade.
Biles disebut-sebut paling tidak, bisa mendekati rekor Phelps itu. Tidak ada atlet putri Amerika yang bisa mendekati apa yang dilakukan Phelps di kolam renang.
Media sering mengembel-embeli berita soal Biles dengan kemungkinan dia menjadi pesenam putri pertama di dunia yang dalam dua Olimpiade berturut-turut memenangkan medali emas nomor semua alat atau all-around yang paling bergengsi dalam senam sejak Vera Caslavska dari Cekoslovakia melakukannya pada Olimpiade Tokyo 1964 dan Olimpiade Mexico City 1968.
Ya, pembahasan tentang Olimpiade Tokyo tak pernah berbicara soal apakah Biles akan memperoleh emas dalam Olimpiade ini, karena yang dibicarakan justru berapa kali dia memperoleh medali emas.
Dan itu ternyata sangat membebani Biles dan bahkan berakibat buruk kepada penampilannya yang sebenarnya sudah mulai terlihat atas seleksi nasional timnas senam AS untuk Tokyo 2020.
Dan ini makin dikuatkan oleh penampilannya saat pertama kali berlomba dalam Olimpiade Tokyo ini pada Minggu 25 Juli dalam penyisihan senam beregu putri.
Dia mendarat tidak sempurna saat menyudahi nomor senam lantainya. Dia memang melakukan hal itu dengan tingkat kesulitan tinggi, namun bagi superstar seperti dia kesalahan seperti itu sungguh tidak biasa dia lakukan.
Biles menuntaskan meja lompat pada posisi tertinggi di antara semua pesenam namun dia goyah saat menyelesaikan balok keseimbangan.
Harus siap 100 persen
Dia bahkan lebih buruk lagi saat memainkan palang bertingkat sehingga finis urutan kesepuluh, kendati tetap lolos ke final karena aturan menyebutkan dua pesenam boleh turun untuk masing-masing alat dalam final beregu putri.
Tak lama setelah menyelesaikan babak penyisihan itu, Biles memposting foto dirinya di Instagram dalam triko dengan wajah termenung.
"Saya kadang-kadang merasa seolah menanggung beban dunia di pundak saya. Saya tahu saya mengabaikannya dan mengubahnya menjadi seperti tekanan yang tak boleh mempengaruhi saya, namun kadang hal itu sulit," kata Biles. Omongan ini dikutip oleh media massa sejagat.
Dan rupanya sejak itu dia merasakan beban untuk tampil super, sudah tak bisa ditanggungnya.
Sampai dia kemudian mundur berlomba ketika timnya baru memulai pertarungan beregu putri yang sengit dengan Rusia yang karena sanksi atas kasus doping kolosal bersponsor negara hanya boleh berkompetisi di bawah nama Komite Olimpiade Rusia (ROC).
Biles membuka lomba dengan gerakan Amanar dan ini tak terlalu mulus. Pesenam terbaik di dunia dalam nomor meja lompat itu pun tak sempurna saat memainkan gerakan Yurchenko.
Amanar dan Yurchenko adalah nama para pesenam yang diabadikan sebagai nama-nama gerakan dalam senam artistik.
Nama Biles sendiri diabadikan dalam empat nama gerakan senam; masing-masing Biles 6.4 pada meja lompat, Biles H pada balok keseimbangan, Biles I (G) pada senam lantai, dan Biles II (J) juga dalam senam lantai yang berupa gerakan salto triple twisting double yang sangat terkenal itu yang identik sekali dengan Biles.
Setelah menyelesaikan gilirannya, Biles terduduk untuk langsung dikerumuni tim dokter dan rekan- rekan satu timnya. Dia menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "saya baik-baik saja."
Apa yang dia lakukan pada nomor meja lompat beregu putri itu sungguh di luar kebiasaan Biles, dan dia tahu pasti apa yang harus dilakukanya kemudian.
Dia kemudian mundur dari timnya, sebelum semua itu mencelakakan tubuhnya.
"Anda harus siap 100 persen," kata Biles kepada wartawan setelah lomba itu, menjelaskan alasan dia mundur dari beregu putri.
"Jika tidak, Anda bisa celaka. Hari ini sungguh menegangkan. Saya gemetar. Saya tak bisa tidur siang. Saya tak pernah merasa seperti ini saat akan berlomba dan saya sudah berusaha tenang dan bersenang-senang. Tapi begitu saya tampil lagi, saya seperti merasa, 'Tidak. Mental saya tak siap di sana.'"
Ketika dia kembali ke arena untuk melanjutkan nomor senam lantai, Biles memberi tahu rekan-rekan satu timnya bahwa dia memutuskan mengundurkan diri dari nomor beregu ini.
Melindungi mental dan fisik
Setelah itu dia menjadi penyemangat timnya untuk melanjutkan lomba. Tanpa Biles, putri AS harus puas dengan medali perak karena medali emas disabet ROC.
Saat itu media berspekulasi bahwa dia cedera atau mungkin sakit, dan kemudian dikonfirmasi oleh USA Gymnastics bahwa "Simone Biles mengundurkan diri dari kompetisi final beregu karena masalah medis. Dia akan diikuti perkembangannya setiap hari untuk menentukan rekomendasi medis untuk kompetisi (pada nomor-nomor) berikutnya."
Padahal yang sesungguhnya terjadi adalah Biles tidak siap mental, mungkin seperti petenis Naomi Osaka yang mundur dari French Open yang juga menyebut kesehatan mental, walaupun yang terjadi pada Osaka bukan di dalam lapangan seperti Biles.
Keputusan Biles itu membuat heboh tidak saja arena senam, tapi jauh melewati senam dan olah raga, sampai-sampai tokoh-tokoh non olah raga seperti Sekretaris Pers Gedung Jen Psaki ikut berkomentar yang semuanya menyemangati dia.
Dan itu tak hanya dari Amerika. Legenda tinju Filipina Manny Pacquiao saja turut berkomentar dengan mencuit, “sekali juara tetap juara, Tuhan memberkatimu @Simone_Biles."
Mai Murakami, pesenam tuan rumah Jepang yang dari arena ke arena kerap menjadi lawan Biles, menilai Biles memang terlihat jauh dari selama ini dia lihat.
“Ini sangat tidak biasa bagi dia, tapi jika Anda berada di bawah tekanan yang terlalu berat memang akan berpengaruh kepada fisik Anda. Saya kira dia membuat keputusan demi menyelamatkan kondisi tubuhnya untuk nanti pekan ini, untuk (nomor) semua alat,” kata Murakami seperti dikutip Reuters.
Biles sendiri mengakui dia memang terlalu stres sehingga bisa merusak kesehatan mentalnya.
“Saya tidak lagi percaya diri. Saya mesti fokus pada kesehatan mental saya. Ada yang lebih penting dari sekadar senam. Sangat disayangkan itu harus terjadi pada tahap ini karena saya sungguh menginginkan Olimpiade ini sedikit lebih baik.”
“Kita harus melindungi mental dan fisik kita ketimbang sekadar masuk arena dan melakukan yang dunia inginkan kepada kita,” kata Biles.
Biles sekarang rehat seharian Rabu ini untuk kemudian memutuskan apakah akan melanjutkan kiprah dia dalam Olimpiade ini.
“Kita lihat saja nanti untuk Kamis,” kata dia merujuk nomor perseorangan semua alat yang semestinya dia ikuti hari itu.
Dan kelanjutan kisah Simone Biles pun menjadi teka teka, paling tidak sampai hari ini.
Berita Terkait
Menpora: Bonus atlet berprestasi di Olimpiade Paris meningkat signifikan dibanding Olimpiade Tokyo
Kamis, 15 Agustus 2024 12:35 Wib
WNI di Jepang mencoblos di TPS pada 11 Februari
Minggu, 11 Februari 2024 16:11 Wib
Penumpang JAL sebut ada benturan sebelum mendarat di Bandara Haneda Tokyo
Rabu, 3 Januari 2024 12:57 Wib
Pesawat Japan Airlines terbakar, KBRI Tokyo telusuri kemungkinan adanya penumpang WNI
Selasa, 2 Januari 2024 21:55 Wib
Kemenlu : Pemerintah mengimbau WNI di Jepang waspadai gempa susulan dan tsunami
Senin, 1 Januari 2024 20:39 Wib
Presiden Joko Widodo hadiri KTT AZEC di Tokyo Jepang
Senin, 18 Desember 2023 12:23 Wib
Presiden Jokowi memimpin KTT Perayaan 50 Tahun Kerja Sama ASEAN-Jepang
Minggu, 17 Desember 2023 13:06 Wib
Presiden Jokowi bertolak ke Tokyo menghadiri KTT ASEAN-Jepang
Sabtu, 16 Desember 2023 8:45 Wib