Hal ini disampaikan Kepala Bidang Adpinlitbang Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar, A Ritamariani di Mamuju, Sabtu.
Dengan demikian, lanjutnya, masih terdapat 55 persen penduduk Sulbar yang belum menggunakan alat kontrasepsi saat melakukan hubungan intim sehingga akan menjadi ancaman terjadinya ledakan penduduk di daerah ini.
Tentunya kata dia, dukungan dari media massa diharapkan dapat secara efektif dan efisien menyampaikan informasi tentang pembangunan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana.
"Peran media massa sangat membantu untuk menyampaikan informasi program KB. Nah, jika KB berhasil maka sudah barang tentu akan ikut mendorong pelaksanaan pembangunan di negeri ini,"jelasnya.
Ritamariani menyampaikan, informasi media massa tentu akan semakin mempengaruhi pembuat kebijakan, meyakinkan kelompok pendukung (stake holder dan mitra kerja) dan memberdayakan masyarakat.
"Dewasa ini arus informasi yang ditayangkan baik media cetak, TV, radio maupun media online sangat deras. Karena itu, dukungan media massa sangat prospek untuk menggaungkan kembali program KB yang selama ini nyaris kehilangan arah," ujarnya.
Ia menuturkan, informasi tersebut tentunya harus bisa memperhatikan nilai, norma dan budaya masyarakat sehingga berita yang disajikan menggunakan pendekatan yang bersifat mendidik dan menghibur.
"Saya yakin dengan tulisan yang sifatnya mendidik maka program KB itu akan bisa bangkit sehingga masyarakat senantiasa sadar untuk ikut melaksanakan KB," jelasnya.
Sasaran program KB, lanjutnya, tentunya masyarakat pra sejahtera untuk mengurangi beban ekonomi yang semakin sulit.
"Jika masyarakat miskin tidak ikut KB, maka jelas akan menciptakan kemiskinan struktural atau kemiskinan turun temurun. Nah, untuk menghindari itu maka masyarakat harus diberi pemahaman agar ikut terlibat dalam program KB," ucapnya. (T.KR-ACO/F003)