Lebak (ANTARA) -
Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana menyebutkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sangat berpeluang menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Tren rating elektoral Erick Thohir hingga kini terus bergerak naik dari hasil berbagai lembaga survei yang berkompeten," kata Harits, di Lebak, Banten, Selasa.
Menurut dia, kemungkinan besar Menteri BUMN ini berpeluang besar menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Ia meyatakan peluang menjadi presiden bagi Erick Thohir sebagai tokoh muda yang memiliki karakter leadership yang cukup bagus dan mampu membangun perubahan Indonesia ke depan menjadi lebih baik.
Kinerjanya dinilai lebih profesional, bahkan dalam mengelola BUMN dinilai luar biasa dengan keuntungan diperoleh perusahaan milik negara tersebut.
Erick dinilai Harits sangat tegas, jika perusahaan BUMN itu tidak menguntungkan dan selalu merugi, maka dilakukan merger.
Pernyataan Erick selama dua tahun terakhir ini, perusahaan BUMN meraup keuntungan Rp90 triliun dari sebelumnya Rp13 triliun, katanya lagi.
Kelebihan Erick Thohir saat ini kerapkali mendatangi berbagai kalangan, termasuk masyarakat Badui.
Bahkan, katanya pula, kini Menteri BUMN banyak mengunjungi pondok pesantren, pendidikan Islam dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.
Saat ini, seluruh BUMN fokus mengutamakan kepedulian tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) untuk beasiswa pendidikan.
"Saya meyakini Erick Thohir sangat berpeluang untuk menjadi presiden, karena elektoralnya terus meningkat," katanya pula.
Menurut dia, kendalanya Menteri BUMN itu hingga kini tidak memiliki partai politik dan sama dengan Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno maupun Anies Baswedan.
Mereka juga sangat berpeluang untuk menjadi presiden dan wakil presiden jika dilirik parpol.
Karena itu, Erick Thohir harus mendekati petinggi parpol untuk mengusungnya pada bursa Pilpres 2024.
Namun parpol yang mengusungnya juga harus berkoalisi, sehingga berat bagi Erick untuk maju pada capres 2024 itu tanpa dukungan parpol pengusung tersebut.
"Apalgi, hingga kini belum menerima informasi parpol yang mengusung Menteri BUMN itu," katanya lagi.