Makassar (ANTARA) - Sosiolog dari Universitas Hasanuddin DR Sawedi Muhammad mengatakan permasalahan yang kompleks memicu peningkatan tindak kriminalitas di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Banyaknya pelaku kejahatan dengan kekerasan di Makassar dapat dipicu oleh permasalahan yang kompleks dan dapat dilihat dari berbagai perspektif," kata Sawedi di Makassar, Senin.
Dia mengatakan kondisi pertama dipicu oleh situasi sosial politik prapandemi COVID-19 sudah sangat mengkhawatirkan, karena tingkat kesenjangan sosial di Makassar masih tinggi.
Meski pertumbuhan ekonomi cukup bagus, tetapi yang menikmati dampak positifnya adalah mereka yang di kelas menengah ke atas. Sementara kelompok menengah ke bawah jumlahnya sangat banyak dan paling rentan jatuh ke kelompok miskin kalau terjadi resesi ekonomi.
Kedua, lanjut dia, setelah pandemi COVID -19, kondisi sosial ekonomi kelas menengah ke bawah semakin terjepit. Banyak yang terkena, PHK, pemotongan gaji dan bekerja paruh waktu.
"Dampaknya sangat memiriskan karena pendapatan menurun, bahkan hilang karena PHK, sementara kebutuhan bertambah banyak," katanya.
Dari kondisi tersebut kekerasan dalam rumah tangga dimulai, kekerasan psikis dan fisik meningkat tajam. Banyak anak-anak yang tidak terurus bahkan tidak sedikit yang menjadi yatim piatu.
Ketiga, Kota Makassar dikepung oleh jumlah pengangguran yang sangat banyak dengan kemampuan leadership pemerintah kota yang tidak mumpuni bahkan cenderung kehilangan orientasi untuk mengatasi pengangguran.
"Sangat besar dana yang dikeluarkan oleh pemerintah tetapi fokusnya ke persoalan emergensi saat pandemi, bukan untuk membuka sektor ekonomi yang dapat mengurangi pengangguran dalam jangka panjang,"
Karena kondisi sosial, ungkap Sawedi, ditambah persoalan ekonomi dan pandemi yang begitu kompleks, kejahatan menjadi fenomena keseharian yang sangat mengkhawatirkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, ia menawarkan solusi peningkatan angka kekerasan dan kejahatan ini dapat ditekan.
Pertama, Pemkot harus fokus melakukan pembinaan terhadap generasi muda khususnya angkatan kerja melalui program pelatihan dan peningkatan kapasitas. Pemkot dapat bekerjasama dengan universitas agar membantu menjadi instruktur atau coach dalam peningkatan kapasitas anak-anak muda Makassar.
Kedua, Pemkot harus menyiapkan fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak muda untuk berkreasi dan berinovasi. Bisa saja dalam bentuk co-working space, fasilitas olahraga terpadu, perpustakaan umum, gallery atau museum yang representatif dan pusat-pusat kesenian dan kebudayaan.
"Fasilitas publik seperti ini akan berkontribusi nyata terhadap kemampuan generasi muda dalam beradaptasi terhadap perubahan zaman," ujar putra daerah Sulsel yang mendapatkan gelar master di Universitas Ateneo, Filipina.
Selain tawaran tersebut, lanjut dia, Pemkot harus bekerjasama secara intens dengan pihak keamanan, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap anak-anak muda agar tidak terjerumus ke dalam budaya kekerasan.
Menurut dia, hanya melalui kerjasama lintas stakeholder; pemkot, aparat keamanan dan media, maka fenomena kekerasan ini dapat teratasi. Pemkot tidak bisa bekerja sendirian, meski tanggung jawab keamanan dan kestabilan sosial adalah tugas utamanya, partisipasi seluruh elemen masyarakat adalah keniscayaan.
Berita Terkait
Judi dan kekerasan seksual di dunia digital
Senin, 29 April 2024 18:43 Wib
DK PBB menyuarakan keprihatinannya atas kekerasan di Fashir Sudan
Minggu, 28 April 2024 17:57 Wib
LPAI serukan kepada pemerintah blokir gim daring yang mengandung kekerasan
Sabtu, 27 April 2024 19:57 Wib
Polisi menangkap empat pelaku penganiayaan siswa SMPN 55 Barombong
Rabu, 24 April 2024 20:29 Wib
Shelter Pattingalloang menjadi percontohan penanganan kasus kekerasan
Sabtu, 30 Maret 2024 17:46 Wib
Ketua GP Ansor Takalar mengecam kekerasan terhadap wartawan
Kamis, 28 Maret 2024 23:20 Wib
Menteri PPPA minta kampanyekan "dare to speak up" menghadapi kekerasan
Rabu, 27 Maret 2024 16:03 Wib
DP3A Kota Makassar dorong program "Speak Up" menghadapi kasus kekerasan
Senin, 25 Maret 2024 18:45 Wib