Jakarta (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memiliki sekitar 300 kilometer area pedestrian yang terintegrasi dengan layanan transportasi umum seperti KRL, MRT, LRT dan TransJakarta, sehingga memudahkan mobilitas pejalan kaki.
"Bisa melakukan mobilitas dengan berjalan kaki dari kawasan perumahannya ke stasiun atau halte, dengan sangat mudah, kami sudah siapkan fasilitas pejalan kaki," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam seminar daring bertema "Strategi Menghadapi Permasalahan Transportasi di Jakarta", Kamis.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga menyiapkan fasilitas bagi pesepeda. Saat ini jalur sepeda sudah terbangun sepanjang 314,1 kilometer yang terkoneksi dengan seluruh layanan angkutan umum di Jakarta meliputi KRL, MRT, LRT, TransJakarta maupun bus.
Dia mengatakan ini bukti bahwa Pemprov DKI memprioritaskan pejalan kaki dan pesepeda alih-alih kendaraan pribadi. Ini berbeda dengan paradigma berpikir Pemprov di masa lalu yang justru memprioritaskan kendaraan pribadi.
"Mengapa? Prioritas penanganan masalah transportasi DKI Jakarta harus diberikan pada siapa yang paling banyak menggunakan moda, yakni pejalan kaki," kata Syafrin.
Selain itu, merujuk studi, apabila pemerintah memprioritaskan kendaraan pribadi, maka otomatis tidak akan bisa mengoptimalkan kepadatan kota dan sulit melakukan integrasi transportasi secara masif.
Di sisi lain, seiring dengan visi Jakarta yang berkelanjutan, maka diperlukan kendaraan ramah lingkungan yang beroperasi.
Untuk itu, TransJakarta sudah mengoperasikan sebanyak 100 bus listrik dan tahun ini akan menambah 200 unit lagi sehingga total menjadi 300 bus listrik.
"Diharapkan seluruh unit bus TransJakarta tahun 2030 seluruhnya merupakan bus listrik," kata Syafrin.