Makassar (ANTARA) - Universitas Hasanuddin (Unhas) menggandeng dua perusahaan pertambangan guna memperkuat komitmennya untuk pengembangan Tridarma Perguruan Tinggi melalui kerja sama strategis dengan dunia industri.
Dekan FISIP Unhas, Prof Sukri, di Makassar, Jumat, menyampaikan bahwa kerja sama itu menjadi momentum penting bagi perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam transformasi sektor pertambangan, terutama dalam penerapan prinsip keberlanjutan dan inovasi teknologi.
"Kami melihat ini sebagai peluang besar bagi akademisi dan mahasiswa untuk terlibat langsung dalam pengembangan industri berbasis riset. Dengan pendekatan berbasis kemitraan, kita dapat menciptakan solusi yang tidak hanya berdampak pada industri, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Dua perusahaan eksplorasi tambang nikel yang menjalin kerja sama dengan FISIP Unhas yakni PT Lingke Sulawesi Mineral (PT LSM) dan PT Sulawesi Damai Mineral (PT SDM).
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan dengan Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis dengan metode desk to desk dan dilanjutkan dengan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas, Prof Sukri bersama Direktur Utama PT LSM, Muhammad Ishaq, dan Direktur Utama PT SDM, M. Taufiq Nawawi Rasul.
Prof Sukri mengatakan kolaborasi perguruan tinggi dengan dunia usaha mencakup berbagai aspek dalam pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Menurut dia, kemitraan itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, mendorong pengkajian serta penelitian berbasis akademik, serta mengembangkan solusi inovatif dalam pengelolaan sumber daya mineral.
Sementara itu, Direktur Utama PT LSM Muhammad Ishaq menegaskan bahwa sejak awal tahap eksplorasi, perusahaan telah berkomitmen untuk melibatkan perguruan tinggi dalam pengembangan industri pertambangan yang berkelanjutan.
"Kami percaya bahwa kolaborasi dengan FISIP Unhas akan memberikan nilai tambah dalam aspek teknis, sosial, dan ekonomi. Melalui sinergi ini, kami berharap dapat menciptakan model eksplorasi yang tidak hanya berorientasi pada profitabilitas, tetapi juga pada pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat setempat,” jelasnya.
Direktur Utama PT SDM, M. Taufiq Nawawi Rasul juga menambahkan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor pertambangan, baik bagi mahasiswa, dosen, maupun masyarakat luas.
“Kami ingin memastikan bahwa kegiatan eksplorasi dan pertambangan di wilayah ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Dengan dukungan akademisi, kami optimistis dapat mewujudkan praktik pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” katanya.
Kemitraan ini tidak hanya membuka peluang bagi penelitian akademik yang lebih aplikatif, tetapi juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam dunia industri.
Melalui pendekatan berbasis riset dan inovasi, kerja sama ini diharapkan dapat mendorong pengelolaan energi tambang yang lebih efisien, berkelanjutan, serta berdampak positif bagi perekonomian daerah.
Dengan adanya sinergi antara dunia akademik dan industri, FISIP Unhas dan mitra industri berkomitmen untuk terus mendukung transformasi sektor pertambangan yang lebih inovatif, inklusif, dan berkelanjutan demi kemajuan bangsa.
Sebelumnya, PT LSM memiliki konsesi seluas 943 hektar, sedangkan PT SDM mengelola area seluas 1.665 hektar di Kabupaten Luwu Timur. Saat ini, kedua perusahaan tengah melakukan persiapan teknis dan non-teknis untuk memulai tahap kegiatan eksplorasi.
PT LSM dan PT SDM merupakan perusahaan Joint Venture (JV) antara PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda) dan PT Ifishdeco Tbk yang saat ini telah memiliki Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Eksplorasi yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).