Makassar (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis melalui hilirisasi produk pertanian, Indonesia dapat menjadi negara mandiri dan berpengaruh bahkan bisa menjadi negara superpower.
"Hilirisasi adalah kunci transformasi pertanian kita. Kalau ini bisa kita lakukan dalam 10 tahun ke depan, dengan komitmen kuat, maka Indonesia bisa menjadi negara superpower," kata Mentan saat menyampaikan kuliah umum mahasiswa Unhas S2-S3 di ASS Building Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
Menurutnya, kekuatan sektor pertanian Indonesia tidak hanya terletak pada kemampuan memproduksi, tetapi juga menciptakan nilai tambah melalui pengolahan, inovasi, dan pengembangan industri hilir.
Mentan mencontohkan, kelapa dalam yang semula dijual Rp1.350 per kilogram bisa bernilai hingga Rp145 ribu per liter jika diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO).
Begitu pula komoditas kakao dan biji mente memiliki nilai hingga 38 kali lipat, serta kelapa sawit kini diolah menjadi biofuel (B50) yang berfungsi sebagai pengganti solar.
Ia menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya mahasiswa S2 dan S3, turut mendukung agenda hilirisasi melalui riset dan inovasi. Selain itu Pemerintah telah menyusun strategi investasi pertanian yang terarah dan berdampak langsung kepada masyarakat.
"Dengan investasi sebesar Rp371 triliun, sektor pertanian bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp9.000 triliun dan menciptakan delapan juta lapangan kerja. Karena itu, kebijakan kita sekarang difokuskan langsung kepada petani dan masyarakat," papar ungkapnya.
Mentan juga menyoroti kondisi krisis pangan global yang tengah melanda 58 negara. Ia mengingatkan krisis pangan tak hanya berdampak pada ekonomi dan kesehatan, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial dan politik.
“Kalau kebijakan bermasalah, maka negara juga akan bermasalah. Maka dari itu, sektor pertanian harus diperkuat dari hulu ke hilir,” tegas Ketua Umum IKA Unhas ini.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pertanian telah mengambil langkah strategis. Di antaranya, refocusing anggaran agar lebih tepat sasaran, menyederhanakan 241 regulasi yang menghambat produksi, serta meningkatkan sarana dan infrastruktur pertanian.
Hasil dari upaya tersebut mulai terlihat. Data BPS mencatat bahwa produksi beras nasional pada Januari - Juli 2025 mencapai 21 juta ton, naik 14,49 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari laporan USDA bahkan memperkirakan total produksi beras Indonesia tahun ini akan mencapai 34,6 juta ton pada tahun 2025, melebihi target 32 juta ton.
"Negara kita bisa menanam sepanjang tahun, air mengalir terus. Kalau kita kuat, dunia akan kehilangan pasarnya. Kita punya 280 juta penduduk, itu potensi besar,” tuturnya.
"Saya sudah menangkap pejabat korup di Kementan. Percuma pintar kalau tidak jujur. Kalau ada orang pintar tapi tidak punya karakter, itu musibah bagi negara. Karena dia akan pintar membohongi," paparnya menegaskan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentan optimistis Indonesia mampu jadi negara superpower