Makassar (ANTARA) - Empat hektare areal padi sawah di Desa Pattongko, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, terancam gagal panen karena terendam banjir setinggi dua meter lebih selama dua hari terakhir.
"Banjir disebabkan oleh tingginya curah hujan yang membuat debit Sungai Lolisang meluap. Akibatnya sekitar 4 hektare lahan persawahan terendam bersama 37 rumah warga di tiga dusun Desa Pattongko, Kabupaten Sinjai," kata Kepala BPBD Sinjai, Budiaman saat dikonfirmasi dari Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, Dusun Lamberasa menjadi wilayah pertanian yang paling parah terkena dampaknya.
Bencana banjir itu dibenarkan Sekretaris Desa Pattongko, Khairul Asidin.
Dia mengaku khawatir terhadap potensi gagal panen yang mengancam petani. Apalagi lahan pertanian yang paling terdampak itu di Dusun Lamberasa.
"Yang kami takutkan ketika ada banjir seperti ini, para petani berpotensi gagal panen,” katanya.
Karena itu, lanjut dia, pemerintah desa berharap dukungan dari pemerintah daerah, terutama dalam bentuk bantuan pertanian seperti pupuk, pestisida, dan bibit tanaman.
“Kami mengharapkan perhatian pemerintah atas kejadian ini. Saat ini petani membutuhkan pupuk, racun hama, dan bibit untuk menunjang aktivitas pertanian,” imbuhnya.
Kepala BPBD Sinjai, Budiaman, menyatakan bahwa banjir ini tergolong sebagai banjir bandang dengan ketinggian air mencapai lebih dari dua meter.
Menurut dia, pemerintah daerah melalui Bupati Hj Ratnawati Arief telah memerintahkan agar memberikan respon cepat atas kejadian ini.
Pemerintah setempat terus berkoordinasi untuk penanganan lanjutan serta pemulihan kondisi masyarakat dan sektor pertanian yang terdampak.
Selain itu, sebagai bentuk respon cepat, Pemerintah Kabupaten Sinjai telah menyalurkan bantuan logistik berupa kebutuhan pokok dan perlengkapan darurat untuk warga terdampak.