Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun ini mengalokasikan anggaran Rp8 miliar untuk pengembangan durian premium di daerah itu.
"Tahun ini, kami siapkan anggaran Rp8 miliar untuk mendukung pengembangan durian premium di Sulbar," kata Gubernur Sulbar Suhardi Duka, saat mengukuhkan pengurus Asosiasi Petani Durian Sulbar periode 2025–2030. di Mamuju, Sabtu.
Saat ini, kata Suhardi Duka, Pemerintah Provinsi Sulbar telah mendatangkan berbagai jenis durian premium yang akan dikembangkan di daerah itu.
"Sekarang, sudah mulai kita masukkan berbagai jenis durian premium untuk dikembangkan di Sulbar," katanya.
Pengembangan durian, menurut Suhardi Duka, sangat potensial mengingat harganya yang relatif mahal.
"Bahkan durian jenis montong bisa tembus Rp125 ribu per buah. Biasanya, durian montong dijual Rp25.000 per kilogram dan satu buah durian montong itu beratnya bisa mencapai sekitar lima kilogram. Jadi, ini sangat potensial dikembangkan di Sulbar," terang Suhardi Duka.
Apalagi dengan perkembangan teknologi seperti saat ini, lanjut Gubernur, membuat petani tidak perlu menunggu puluhan tahun untuk mendapatkan hasilnya.
"Bibit modern bisa berbuah dalam waktu 3–5 tahun, sehingga petani tidak perlu menunggu bertahun-tahun seperti petani kita dahulu," kata Suhardi Duka.
Gubernur berharap asosiasi petani bisa kerja sama dengan pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten, untuk mendukung pengembangan durian premium tersebut.
"Kami siap menyediakan bibit durian yang berkualitas untuk ditanam oleh petani-petani milenial," ujar Suhardi Duka.
Penyaluran bibit durian tersebut tambahnya, hanya akan diberikan ke kelompok tani yang serius dan siap menandatangani pengelolaan lahan.
"Kita betul-betul nanti selektif siapa yang akan diberikan, kelompok tani mana yang bersedia menandatangani kepemilikan lahan untuk penanaman durian tersebut," kata Suhardi Duka.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyampaikan bahwa Pemprov Sulbar akan menyalurkan bantuan ternak kambing.
"Tahun ini kita akan bagikan bibit kambing dan semoga kambing tersebut bisa dipelihara untuk dikembangkan, bukan justru dijual," ujar Suhardi Duka.