Mamuju (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada tahap I program Magang Nasional telah memfasilitasi 16 perusahaan penyelenggara dengan serapan sekitar sekitar 150 kuota pekerja magang.
"Pada tahap I program Magang Nasional, kami telah memfasilitasi 16 perusahaan penyelenggara dengan 150 peserta di tiga kabupaten, yakni Mamuju, Polewali Mandar dan Pasangkayu," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulbar Andi Farid Amri di Mamuju, Jumat.
Untuk tahap II, kata Andi Farid, antusiasme dunia usaha meningkat signifikan dengan lebih dari 18 pelaku usaha yang telah mengajukan partisipasi.
"Kuota pastinya akan ditetapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan pada 5 November 2025. Namun kami menargetkan, pada tahap II ini bisa melibatkan perusahaan dari lima kabupaten berbeda agar manfaatnya menjangkau lebih luas," terang Andi Farid.
Selain memperluas jangkauan, Disnaker Sulbar juga mendorong keterlibatan masyarakat melalui penyebarluasan informasi kepada lulusan perguruan tinggi agar berpartisipasi aktif.
"Melalui kerja sama lintas pemerintah daerah, sosialisasi diharapkan dapat menjangkau hingga tingkat kecamatan dan desa," katanya.
Andi Farid menyampaikan, program Magang Nasional tersebut memberikan sejumlah fasilitas dan manfaat utama bagi peserta, antara lain uang saku bulanan setara Upah Minimum Provinsi (UMP) selama enam bulan, dibayarkan langsung oleh pemerintah melalui Bank Himbara.
Mereka juga mendapat jaminan sosial, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) yang ditanggung pemerintah dengan pengawasan profesional dari perusahaan penyelenggara magang.
"Dengan berbagai manfaat tersebut, lulusan baru (fresh graduate) berkesempatan besar meningkatkan kompetensi sekaligus memperkuat daya saing di dunia kerja. Bagi perusahaan, program ini menjadi sarana efektif dalam menjaring calon tenaga kerja potensial," jelasnya.
Selain manfaat langsung bagi peserta dan perusahaan, program Magang Nasional, lanjut Andi Farid, juga berdampak positif terhadap perekonomian daerah.
"Penyaluran uang saku setara UMP selama enam bulan akan ikut menggerakkan ekonomi lokal. Program ini bukan hanya investasi pada SDM, tapi juga dorongan nyata bagi pertumbuhan ekonomi Sulbar," terang Andi Farid.
Andi Farid menyampaikan bahwa pihaknya terus memperkuat peran daerah dalam mendukung keberhasilan program nasional ini.
Disnaker Sulbar, tambahnya, berkomitmen menjadi garda terdepan dalam mendampingi dan memfasilitasi baik perusahaan penyelenggara maupun peserta magang.
"Kami aktif berkoordinasi dengan Disnaker kabupaten, asosiasi pengusaha dan perguruan tinggi agar program ini mendapat dukungan luas," ujar Andi Farid
Dengan semangat kolaborasi lintas sektor, Disnaker Sulbar optimistis program Magang Nasional tahap II dapat melahirkan SDM unggul, adaptif dan siap kerja, sekaligus memperkuat sinergi antara dunia pendidikan, dunia industri dan pemerintah daerah di Sulbar
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia mendorong keterlibatan dunia usaha dan pemerintah daerah dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul melalui Program Pemagangan Nasional bagi lulusan Perguruan Tinggi Batch II tahun 2025.
Program strategis ini merupakan bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi 8+4+5 Tahun 2025, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan dikelola langsung oleh Kemnaker.
Sasaran utamanya adalah lulusan baru Diploma (D1–D4) dan Sarjana (S1) yang belum genap satu tahun lulus, dengan tujuan meningkatkan kompetensi, memperluas pengalaman kerja, serta memperkuat etos industri di kalangan generasi muda.

