Kupang (ANTARA Sulsel) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang mengatakan partai politik di Indonesia belum memiliki kekuatan dan keberanian untuk menjadi oposan murni terhadap pemerintan yang sedang berkuasa.
"Yang terjadi di Indonesia justru oposan loyal kepada pemerintahan yang sedang berkuasa," kata Pembantu Rektor I Universitas Muhammadiyah Kupang itu di Kupang, Jumat.
Ia mengemukakan pandangannya tersebut ketika ditanya soal peluang parpol yang akan menjadi oposisi, pascapengumuman hasil sementara pemilu legislatif, seperti yang dilakukan PDI Perjuangan selama ini.
Hasil hitung cepat yang dilakukan lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), misalnya, menunjukan PDI Perjuangan masih berada di posisi teratas dengan perolehan suara 18,84 persen.
Di posisi kedua, Partai Golkar meraih 15,69 persen, berikutnya Partai Gerindra 11,56 persen, PKB 9,98 persen, dan Partai Demokrat 9,41 persen.
Menurut dia, tradisi oposisi di Indonesia lebih menampilkan portai politik dan politisi berwajah ganda atau politik muka dua.
Artinya, di satu sisi partai politik bersuara lantang sebagai oposan, tetapi dibalik itu ada keinginan yang harus mendapat perhatian dari pemerintahan yang sedang berkuasa.
"Partai oposan terkesan mudah dijinakan oleh partai yang sedang berkuasa dengan memberikan jatah-jatah kekuasan seperti menteri dalam pemerintahan, sehingga menjadi oposisi murni tampaknya belum berlaku di Indonesia," katanya.
Menurut Atang, tradisi oposisi di Indonesia lebih menampilkan porpol dan politisi berwajah ganda atau politik muka dua, karena mudah dijinakan oleh partai yang berkuasa.
"Dalam sejarah indonesia belum lahir opisisi yang militan secara politik, ideologis dan sosiologis seperti di negara-negara yang sudah maju demokrasinya," demikian Ahmad Atang. L. Molan
Berita Terkait
Pengamat: Presidential Club dapat menjembatani perbedaan Presiden terdahulu
Minggu, 5 Mei 2024 14:55 Wib
Tiga parpol berkomunikasi bahas koalisi hadapi 24 Pilkada di Sulsel
Kamis, 2 Mei 2024 19:55 Wib
Pengamat politik nilai atmosfer Pilkada Makassar jauh berbeda dibanding sebelumnya
Rabu, 1 Mei 2024 7:23 Wib
Pakar politik: PDIP harus konsisten beroposisi
Selasa, 30 April 2024 15:54 Wib
Pengamat: NasDem-PKB berpotensi gabung KIM pada gelombang pertama
Kamis, 25 April 2024 13:54 Wib
Mahfud MD berharap putusan PHPU hari ini dapat hentikan kontra politik
Senin, 22 April 2024 18:24 Wib
Kapolda Sulbar minta personel Polri tingkatkan kecintaan terhadap bangsa dan negara
Rabu, 17 April 2024 19:21 Wib
Pengamat sebut pertemuan Rosan dengan Ketum PDIP Megawati sekadar silaturahim
Sabtu, 13 April 2024 16:44 Wib