Makassar (ANTARA Sulsel) - Para Pimpinan Muhammadiyah selama beberapa tahun terakhir ini merisaukan memudarnya nilai-nilai Pancasila pada sejumlah kalangan masyarakat.
"Pada Muktamar Muhammadiyah kali ini, ada beberapa hal yang ingin disampaikan dan harus menjadi perhatian buat rakyat Indonesia. Melalui peran penguatan ini, Indonesia harus kembali kuat dan berpedoman pada Pancasila," ujar Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir di Makassar, Jumat.
Dia mengatakan, Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang mengambil tema Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan menjadi sesuatu yang akan menjadi pokok bahasan.
Haedar Nashir menjelaskan makna Indonesia berkemajuan sebagai Indonesia yang berkembang, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat sesuai dengan sila yang ada dalam Pancasila.
"Indonesia yang berkemajuan itu Indonesia yang lebih berkembang dalam semua bidang kehidupan. Muhammadiyah akan berperan dalam membangun opini dalam masyarakat. Muhammadiyah akan menjadi `opinion maker` dalam memperbaiki bangsa ini," katanya.
Meski demikian, tidak cukup hanya sekadar berkembang dalam berbagai bidang kehidupan. Kemajuan juga harus mengandung dimensi keadilan dan pemerataan, termasuk dalam aspek ekonomi.
Sumber daya ekonomi tidak boleh hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat. Ia menambahkan, Indonesia berkemajuan juga ditandai peningkatan kemakmuran.
Karena negara berkemajuan adalah negara yang semakin lama semakin makmur, bukan semakin terpuruk. Artinya, dalam konteks Indonesia berkemajuan harus ada indikasi peningkatan kemakmuran.
Menurut Haedar, sebagai negara berkemajuan, Indonesia juga harus menjadi negara bermartabat. Ia menekankan, pentingnya karakter bangsa yang religius, bermoral, dan berkeadaban.
Dia mencontohkan, timbulnya gerakan separatis yang selama satu dekade lebih dibeberapa daerah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian membuat risau semua orang.
"Setelah dikaji secara seksama dan perkembangannya, ada fenomena yang merisaukan kita, seperti orientasi separatisme. Kecenderungannya melihat bahwa Indonesia bukan negaranya dan ini dilatarbelakangi karena ego kedaerahan yang berkembang menjadi separatis," jelasnya.
Bukan cuma itu, lanjut dia, ada juga yang memandang dari segi agama dan melihat konstruksinya tidak sesuai dengan ajaran sehingga menimbulkan permasalahan dalam kehidupan bernegara.
Berita Terkait
Unhas memberangkatkan lagi tim tanggap darurat ke Luwu
Senin, 6 Mei 2024 11:44 Wib
Venezia dekati tiket promosi otomatis ke Serie A
Senin, 6 Mei 2024 6:37 Wib
Liga Inggris - Newcastle naik ke peringkat enam setelah hajar Burnley 4-1
Minggu, 5 Mei 2024 6:03 Wib
Piala Thomas 2024 - Jonatan muluskan langkah Indonesia ke final
Minggu, 5 Mei 2024 1:27 Wib
Pemprov Sulsel kirim bantuan menggunakan helikopter ke Latimojong
Sabtu, 4 Mei 2024 18:43 Wib
Kemenag Polewali Mandar: 527 calon haji siap diberangkatkan ke Tanah Suci
Sabtu, 4 Mei 2024 18:41 Wib
Pemkab Luwu Timur kirim bantuan pertama 5 ton beras dan personel ke Luwu
Sabtu, 4 Mei 2024 15:56 Wib
Piala Uber 2024 - Ester perpanjang napas Indonesia untuk melangkah ke final
Sabtu, 4 Mei 2024 14:43 Wib