Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah memaparkan peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah ( TPAKD) dalam upaya pemulihan ekonomi pada diskusi interaktif yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara virtual, Kamis.

"Dari profil spasial inilah kami menyusun kebijakan yang dapat menstimulasi pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor-sektor unggulan dengan fokus kebijakan pelaku UMKM, yang salah satu instrumennya adalah melalui TPAKD Sulsel," ujarnya.

Nurdin Abdullah menyampaikan, Sulsel terdiri dari 21 kabupaten dan 3 kota, dengan penduduk sebanyak 8,85 juta jiwa. Dari sini sudah dapat digambarkan berapa besar market di Sulsel.

Dari segi pertumbuhan ekonomi, selama lima tahun ke belakang, ekonomi Sulawesi Selatan tumbuh progresif dan selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional.

"Dan sejak 2018, Sulsel mempertahankan posisi sebagai provinsi dengan pertumbuhan PDRB tertinggi di Indonesia," urai Nurdin Abdullah.

Hal ini didukung data BPS Kuartal III 2020, pertumbuhan PDRB Sulsel (-1,08 persen YoY) kembali berada di atas pertumbuhan PDB nasional (-3,49 persen YoY) di tengah pandemi COVID-19 dan sinyal perbaikan ekonomi yang menguat, dengan pertumbuhan PDRB kuartalan atau Q to Q sebesar 8,18 persen.

Nurdin yang sengaja ditunjuk sebagai panelis di diskusi ini juga membeberkan dampak pertumbuhan ekonomi terhadap capaian pertumbuhan PDRB dan diikuti peningkatan pendapatan perkapita sebesar 40 persen selama lima tahun ke belakang.

"Tingkat pengangguran terbuka yang terkendali, tingkat kesejahteraan yang semakin merata tercermin dari GINI Ratio sebesar 0.38 dan tingkat kemiskinan sebesar 8,56 persen di bawah angka nasional (Nasional 9,22 persen per September 2019)," jelasnya.

Begitu juga dengan dari sisi struktur ekonomi berdasarkan sektor usahanya, ekonomi Sulsel dimotori oleh sektor pertanian, perdagangan, konstruksi, manufaktur dengan komposisi pelaku usaha mayoritas adalah UMKM (98,61 persen).

Nurdin Abdullah menyebutkan struktur ekonomi sektoral juga didukung oleh kredit perbankan Sulsel yang disalurkan sesuai dengan sektor-sektor unggulan di Sulsel
sehingga dapat memfasilitasi percepatan roda perekonomian.

Menurut Nurdin, hal serupa juga terjadi pada seluruh negara secara global, maupun seluruh provinsi di Indonesia dalam lingkup nasional.

Pandemi COVID-19 memberikan dampak spill over yang cukup signifikan terhadap perekonomian, tidak terkecuali Sulsel. Dampak tersebut tercermin dari tren perlambatan pertumbuhan PDRB Sulsel 3 kuartal ke belakang.

"Kita melihat sinyal pemulihan ekonomi Sulsel, tercermin dari pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan III 2020 terhadap triwulan II 2020 (q-to-q) yang mengalami peningkatan sebesar 8,18 persen," urainya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024