Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebutkan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)  provinsi itu pada 2020 mencapai Rp504,48 triliun meskipun pertumbuhan  ekonomi mengalami kontraksi 0,70 persen dibanding 2019.

"Berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2020 mencapai Rp504,75 triliun," ujar Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan, PDRB Sulsel jika melihat harga konstan 2020 mencapai Rp328,19 triliun. Sedangkan PDRB perkapita tercatat Rp56,51 juta atau setara dengan 3.881 dollar Amerika Serikat (AS) sesuai dengan kurs saat ini di angka Rp14.000.

Yos menjelaskan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada 2020 ini mengalami kontraksi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2019 ekonomi Sulsel berada di angka 6,91 persen dan pada 2020 mengalami kontraksi 0,70 persen.

Dia menyatakan, dari 17 sektor lapangan usaha, sembilan sektor mengalami pertumbuhan positif dan lainnya negatif. Pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha terjadi di beberapa sektor di antaranya; informasi dan komunikasi.

Pada sektor ini pertumbuhannya tertinggi di antara lapangan usaha lainnya dengan mengalami pertumbuhan hingga 10,84 persen.

Informasi dan komunikasi merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 10,84 persen, diikuti oleh jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,06 persen serta pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 6,61 persen.

Pandemi COVID-19 yang juga dialami oleh Sulawesi Selatan memberi dampak beberapa aspek ekonomi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2020, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari informasi dan komunikasi yaitu sebesar 0,77 persen, diikuti jasa pendidkan sebesar 0,32 persen.

Kemudian jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 0,20 persen; konstruksi sebesar 0,19 persen; real estate sebesar 0,13 persen serta jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,08 persen.

"Sementara pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan dari lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi sedalam  minus 2,04 persen," ucapnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024