Makassar (ANTARA) - Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) siap mengelola potensi bisnis di Selat Malaka yang dapat menghubungkan dengan negara tetangga.
"Dari 42 cabang SPJM yang tersebar di 34 provinsi, cabang yang memiliki potensi besar itu ada di Batam yang berlokasi di sekitar Selat Malaka," kata Sekretaris Perusahaan SPJM Tubagus Patrick Tribudi Utama mengutip pernyataan Dirut SPJM di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan potensi yang besar tersebut mendorong keinginan pengembangan usaha di Batam, sehingga pertumbuhan kinerja SPJM juga dapat tetap terjaga.
Termasuk dengan pertimbangan bahwa seluruh kepentingan di Selat Malaka akan menjadi target ke depan apalagi potensinya sangat besar untuk perkembangan SPJM ke depan.
Sementara dukungan fasilitas untuk SPJM khususnya penggunaan crane dalam mendukung kegiatan bongkar muat, ditargetkan menggunakan produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Crane merupakan alat berat dalam konstruksi yang digunakan untuk memindahkan dan mengangkat berbagai material.
Dia mengatakan crane produk lokal tersebut untuk memenuhi kebutuhan sendiri, karena selama ini crane diimpor sehingga diharapkan awal 2024 crane tersebut sudah jadi dan dioperasikan.
Selama ini crane buatan luar negeri yang digunakan kandungan lokalnya minimal 25 persen.
Namun ke depan saat crane buatan dalam negeri dapat diproduksi sendiri kandungan lokalnya sudah mencapai 30 persen.
"Bahkan jika mencapai 40 persen maka bisa masuk Elektronik katalog untuk dipasarkan yang bukan hanya dalam negeri tapi juga di luar negeri," ujarnya.
"Dari 42 cabang SPJM yang tersebar di 34 provinsi, cabang yang memiliki potensi besar itu ada di Batam yang berlokasi di sekitar Selat Malaka," kata Sekretaris Perusahaan SPJM Tubagus Patrick Tribudi Utama mengutip pernyataan Dirut SPJM di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan potensi yang besar tersebut mendorong keinginan pengembangan usaha di Batam, sehingga pertumbuhan kinerja SPJM juga dapat tetap terjaga.
Termasuk dengan pertimbangan bahwa seluruh kepentingan di Selat Malaka akan menjadi target ke depan apalagi potensinya sangat besar untuk perkembangan SPJM ke depan.
Sementara dukungan fasilitas untuk SPJM khususnya penggunaan crane dalam mendukung kegiatan bongkar muat, ditargetkan menggunakan produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Crane merupakan alat berat dalam konstruksi yang digunakan untuk memindahkan dan mengangkat berbagai material.
Dia mengatakan crane produk lokal tersebut untuk memenuhi kebutuhan sendiri, karena selama ini crane diimpor sehingga diharapkan awal 2024 crane tersebut sudah jadi dan dioperasikan.
Selama ini crane buatan luar negeri yang digunakan kandungan lokalnya minimal 25 persen.
Namun ke depan saat crane buatan dalam negeri dapat diproduksi sendiri kandungan lokalnya sudah mencapai 30 persen.
"Bahkan jika mencapai 40 persen maka bisa masuk Elektronik katalog untuk dipasarkan yang bukan hanya dalam negeri tapi juga di luar negeri," ujarnya.