Makassar (ANTARA) - PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) sebagai salah satu Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menyosialisasikan prosedur layanan kapal pesiar di Asia Pasific Maritime Pilots Association Forum (APMPF) IV di Da Nang, Vietnam.
"SPJM yang bergerak di bidang Marine, Equipment, Port Services, Dredging dan Shipyard (MEPS) turut berpartisipasi aktif dalam gelaran APMPF yang merupakan Asosiasi Pandu Laut Asia Pasifik,"
kata Senior Vice President Sekretaris Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick dalam keterangan di Makassar, Jumat.
Dia menjelaskan forum yang dilaksanakan selama dua hari diikuti oleh kurang lebih 16 negara dan mengambil tema “Enhancing Maritime Safety and Efficiency in the Asia-Pacific Region”.
Di antara peserta yang hadir dalam forum ini adalah para pandu, ahli bidang kemaritiman, pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan dari berbagai negara yang akan berdiskusi, berbagi pengalaman, berbagi informasi penerapan teknologi terbaru, serta mempererat hubungan baik dan jaringan profesional lintas negara.
Pada kesempatan tersebut, Syamsul Maarif yang merupakan pandu senior SPJM dan saat ini menjabat sebagai Senior Manager Wilayah 3 SPJM memaparkan prosedur kunjungan kapal pesiar di Pelabuhan Bali dan Nusa Tenggara.
Menurut Tubagus, topik tersebut dipilih oleh SPJM sebagai bagian dari kampanye keselamatan marine yang juga selaras dengan tema APMPF tahun ini.
Dalam paparannya, Syamsul menjelaskan tentang prosedur operasional untuk kapal pesiar, termasuk mobilisasi pandu, kegiatan tambat, embarkasi dan debarkasi penumpang dengan mengambil lokasi pelayanan di empat pelabuhan yaitu: Benoa Bali, Celukan Bawang Bali Utara, Lembar Lombok dan Tenau Kupang.
Melalui paparan ini, SPJM bermaksud mengkampanyekan prosedur pelayanan kapal pesiar di beberapa pelabuhan Indonesia yang mengedepankan unsur keselamatan dan pelayanan berstandar internasional.
Selain itu, juga ingin mengajak dunia internasional untuk lebih peduli dalam mematuhi prosedur layanan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama kapal berkegiatan di Pelabuhan.
“Sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan budaya yang beragam menjadikan Indonesia sebagai destinasi bagi kunjungan kapal cruise dari berbagai belahan dunia, hal ini merupakan peluang bagi kita untuk mengenalkan budaya sekaligus meningkatkan sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat lokal," imbuh Tubagus.
Berkaitan dengan hal itu, lanjut dia, dengan keterlibatan SPJM di ajang APMPF IV ini sekaligus menyosialisasikan standar prosedur pelayanan dan keselamatan pelayanan yang menjadi komitmen SPJM.
Sebagai informasi, Teluk Benoa Bali, Celukan Bawang Bali Utara, Lembar Lombok, dan Tenau Kupang merupakan Pelabuhan di Indonesia yang memiliki karakteristik berbeda-beda termasuk dalam hal alur pelayaran, panjang jetty dan kedalaman kolam labuh, sehingga diperlukan prosedur dan mekanisme sandar yang terstandardisasi untuk memudahkan kapal bermanuver.
Selain itu, Pelabuhan Benoa Bali saat ini telah dikembangkan menjadi major hubport (pelabuhan laut pendukung utama) untuk kapal pesiar di Bali dan dikenal dengan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH).
"BMTH sendiri merupakan proyek strategis nasional yang mengintegrasikan antara sektor pariwisata, pelabuhan, dan entertainment untuk mendukung pertumbuhan perekonomian regional dan nasional," ujar Tubagus.

