Mamuju (ANTARA) - Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen mengoptimalkan pengembangan wisata religi dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.
"Potensi wisata religi yang dimiliki Sulbar cukup banyak dan berpeluang dikembangkan sebagai wisata minat khusus," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar Darmawati Ansar, di Mamuju, Jumat.
Ia menyampaikan bahwa wisata religi di Sulbar bentuknya berupa situs sejarah penyebaran Islam, juga keberadaan patung Bunda Maria di Bukit Siara Bunda Maria di Penaq Kabupaten Mamasa.
Demikian pula beberapa kegiatan budaya yang melekat pada acara keagamaan, telah menjadi perhatian bagi Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar untuk dikembangkan.
Beberapa upacara keagamaan lanjut Darmawati telah dikemas dalam bentuk event atau festival sebagai upaya pengembangan wisata religi.
"Salah satunya, Festival Wali yang dilaksanakan di Polewali Mandar. Di dalamnya berbagai aktivitas digelar, mulai ziarah jejak wali, yakni mendatangi makam para wali, juga dilanjutkan dengan parade Sayyang Pattu’du bagi yang khatam Alquran," jelas Darmawati.
Upaya lain yang dilakukan Dinas Pariwisata Sulbar pada pengembangan pariwisata, khususnya wisata religi lanjut Darmawati, yaitu melalui pelatihan pengelolaan wisata budaya dan religi.
"Tahun ini kami sudah laksanakan dua kali dengan mengundang pemangku kepentingan kepariwisataan dari enam kabupaten se-Sulbar," tambahnya.
Darmawati juga menyampaikan tentang peluang besar yang diperoleh Sulbar tahun 2024, yakni Desa Lapeo di Kabupaten Polewali Mandar yang masuk kategori 50 besar ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia).
"Tahun ini, Desa Lapeo di Polewali Mandar masuk 50 besar ADWI 2024. Salah satu faktor pendukung keterpilihan itu adalah keberadaan salah satu situs sejarah penyebaran agama Islam, yakni Masjid Imam Lapeo yang ramai didatangi masyarakat, bahkan yang dari luar Sulbar," terang Darmawati.
Keseriusan Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar dalam upaya pengembangan wisata religi lanjutnya, juga dengan membawa pengelola wisata religi ke luar daerah.
Kegiatan dikemas dalam bentuk benchmarking dengan peserta yang memiliki kepeloporan dalam potensi pengembangan religi di daerah masing-masing.
"Kami yakin dengan potensi wisata religi yang kita miliki sehingga pengembangan wisata minat khusus ini juga mesti serius. Kami lakukan studi tiru atau benchmarking ke luar daerah dengan beberapa orang yang memiliki kepeloporan dalam pengembangan wisata religi," jelas Darmawati.
Darmawati optimistis, upaya yang dilakukan tersebut akan berpengaruh signifikan bagi pengembangan sektor kepariwisataan khususnya wisata religi.
"Ujungnya, pengembangannya menjadi bagian dari peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Sulbar," kata Darmawati.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinas Pariwisata Sulbar optimalkan pengembangan wisata religi
"Potensi wisata religi yang dimiliki Sulbar cukup banyak dan berpeluang dikembangkan sebagai wisata minat khusus," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar Darmawati Ansar, di Mamuju, Jumat.
Ia menyampaikan bahwa wisata religi di Sulbar bentuknya berupa situs sejarah penyebaran Islam, juga keberadaan patung Bunda Maria di Bukit Siara Bunda Maria di Penaq Kabupaten Mamasa.
Demikian pula beberapa kegiatan budaya yang melekat pada acara keagamaan, telah menjadi perhatian bagi Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar untuk dikembangkan.
Beberapa upacara keagamaan lanjut Darmawati telah dikemas dalam bentuk event atau festival sebagai upaya pengembangan wisata religi.
"Salah satunya, Festival Wali yang dilaksanakan di Polewali Mandar. Di dalamnya berbagai aktivitas digelar, mulai ziarah jejak wali, yakni mendatangi makam para wali, juga dilanjutkan dengan parade Sayyang Pattu’du bagi yang khatam Alquran," jelas Darmawati.
Upaya lain yang dilakukan Dinas Pariwisata Sulbar pada pengembangan pariwisata, khususnya wisata religi lanjut Darmawati, yaitu melalui pelatihan pengelolaan wisata budaya dan religi.
"Tahun ini kami sudah laksanakan dua kali dengan mengundang pemangku kepentingan kepariwisataan dari enam kabupaten se-Sulbar," tambahnya.
Darmawati juga menyampaikan tentang peluang besar yang diperoleh Sulbar tahun 2024, yakni Desa Lapeo di Kabupaten Polewali Mandar yang masuk kategori 50 besar ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia).
"Tahun ini, Desa Lapeo di Polewali Mandar masuk 50 besar ADWI 2024. Salah satu faktor pendukung keterpilihan itu adalah keberadaan salah satu situs sejarah penyebaran agama Islam, yakni Masjid Imam Lapeo yang ramai didatangi masyarakat, bahkan yang dari luar Sulbar," terang Darmawati.
Keseriusan Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar dalam upaya pengembangan wisata religi lanjutnya, juga dengan membawa pengelola wisata religi ke luar daerah.
Kegiatan dikemas dalam bentuk benchmarking dengan peserta yang memiliki kepeloporan dalam potensi pengembangan religi di daerah masing-masing.
"Kami yakin dengan potensi wisata religi yang kita miliki sehingga pengembangan wisata minat khusus ini juga mesti serius. Kami lakukan studi tiru atau benchmarking ke luar daerah dengan beberapa orang yang memiliki kepeloporan dalam pengembangan wisata religi," jelas Darmawati.
Darmawati optimistis, upaya yang dilakukan tersebut akan berpengaruh signifikan bagi pengembangan sektor kepariwisataan khususnya wisata religi.
"Ujungnya, pengembangannya menjadi bagian dari peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Sulbar," kata Darmawati.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinas Pariwisata Sulbar optimalkan pengembangan wisata religi