Makassar (ANTARA) - PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) anggota MIND ID (Mining Industry Indonesia Holding) meraih Gold Achievement pada ajang Operational Excellence Conference (OPEXCON) 2025, lewat inovasi otomasi pengaturan rasio Silica/Magnesia (S/M) pada slag furnace berbasis machine learning.
Solusi ini dikembangkan dan diimplementasikan oleh PT Vale sebagai bagian dari perjalanan transformasi digital yang selama beberapa tahun terakhir menjadi pondasi utama peningkatan kinerja operasional perusahaan.
“Pengakuan ini menunjukkan bahwa operational excellence bukan sekadar konsep bagi kami, tetapi sistem yang hidup dalam setiap aspek kerja,” ujar Bernardus Irmanto, Presiden Direktur dan CEO PT Vale Indonesia dalam keterangannya diterima di Makassar, Jumat.
Dia menambahkan dengan memadukan disiplin proses, keselamatan, dan kecerdasan buatan, membuktikan bahwa industri pertambangan di Indonesia dapat berada di garis depan inovasi global.
"Prestasi ini adalah bukti bahwa transformasi digital yang dijalankan dengan tujuan yang jelas mampu menghasilkan peningkatan nyata bagi perusahaan, lingkungan, dan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Head of Operational Excellence PT Vale Zainuddin mengatakan pencapaian ini menunjukkan kematangan budaya perbaikan berkelanjutan di PT Vale.
“Inovasi ini bukan hanya tentang meningkatkan produksi, tetapi tentang menciptakan proses yang lebih aman, efisien, dan berwawasan masa depan. Dengan pemanfaatan machine learning yang terintegrasi, kami tidak hanya menyelesaikan masalah teknis, tetapi juga memperkuat fondasi keberlanjutan jangka panjang perusahaan,” katanya.
Proyek yang memenangkan penghargaan ini mengatasi salah satu tantangan historis dalam proses peleburan nikel: ketidakstabilan rasio Silica/Magnesia (S/M) pada slag furnace yang menyebabkan aliran slag tidak optimal dan menurunkan produksi.
Dengan menerapkan teknologi machine learning yang terintegrasi langsung dengan sistem kendali lapangan, PT Vale berhasil meningkatkan S/M compliance dari rata-rata 89 persen menjadi 95 persen, sekaligus menghilangkan kebutuhan penyesuaian manual 24/7 yang sebelumnya membebani engineer dan operator.
Inovasi ini tidak hanya meningkatkan keandalan proses, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada produktivitas, dengan potensi pemulihan produksi hingga ±182 ton nikel per tahun serta mengurangi risiko operasional secara drastis.
Inisiatif tersebut dijalankan oleh tim proyek “Slag Aman Tidur Nyenyak”, yang terdiri dari berbagai fungsi kunci dalam operasi pemrosesan nikel. Tim ini dipimpin oleh Ikra Setya Utama selaku Project Lead, dengan anggota: Yuda Kusumah, Mawaz Rindra Dihari, Amelia Welirangan, Ruti Pusakawati, Syahril Yusuf, dan Fitrian Oddang. Kolaborasi lintas disiplin inilah yang memungkinkan proyek ini mengintegrasikan analisis proses, otomasi, laboratorium, hingga quality assurance ke dalam satu sistem yang komprehensif.
Implementasi otomasi slag furnace ini juga sejalan dengan agenda perusahaan untuk menurunkan emisi dan memperkuat efisiensi energi. Dengan stabilitas furnace yang lebih baik dan pengurangan variabilitas proses, inisiatif ini berpotensi mengurangi emisi hingga 6.000 ton COeq per tahun, atau setara dengan penyerapan lebih dari 250.000 pohon.
Integrasi teknologi ini kini diperluas ke area operasional lainnya, termasuk pengaturan sulfur dan batubara, yang menandai fase baru otomatisasi cerdas di seluruh rantai produksi Perseroan.
“Kami akan terus memperkuat disiplin operasional, memanfaatkan teknologi, dan memastikan setiap peningkatan memberikan manfaat bagi negara, masyarakat, dan generasi yang akan datang,” pungkas Zainuddin. (*)