Makassar (Antara Sulsel) - Pemerintah Kota Makassar mendukung program United Nations Development Programme (UNDP) bekerj sama dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat dari BaKTI, Impact Hub Jakarta, dan UnLtd Indonesia, untuk menggagas program "Pasikola".

"Ini adalah program yang bagus dan atas nama Pemerintah Kota Makassar, kami mendukung penuh program `Pasikola` ini," ujar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Jumat.

Program yang digagas oleh lembaga donor internasional itu juga melibatkan Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pendidikan (Disdik) dan Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kota Makassar.

Ramdhan Pomanto. mengapresiasi program Pasikola sebagai bentuk inovasi yang luar biasa dan selaras dengan inovasi Pemerintah Kota Makassar yang ingin mereduksi jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi di kota tersebut, sehingga dapat berdampak pada terurainya kemacetan.

Menurut Danny -sapaan Moh Ramdhan Pomanto, sesuai hasil survei keluhan masyarakat yang terjaring oleh Pemerintah Kota Makassar, menempatkan persoalan kemacetan berada di urutan pertama.

"Kami tentunya berkomitmen mendukung keberlangsungan program ini. Sebagian besar pete-pete yang beroperasi bisa diremajakan dan dimanfaatkan untuk program Pasikola," kata Danny.

Perwakilan UNDP Paavani Reddy di hadapan Wali Kota Makassar menjelaskan Pasikola adalah gagasan tentang sebuah program di bidang transportasi dan pendidikan dengan menyasar pelajar di Kota Makassar.

Hasilnya, kata Reddy, lahir sebuah program rintisan yang dikenal dengan nama Pasikola atau singkatan dari `Pete-pete Anak Sekolah`, yang berjumlah empat unit untuk melayani anak-anak sekolah di SMPN 3 Makassar, dan SDN IKIP.

Lebih lanjut ia menyebut keunikan dari Pasikola dibandingkan dengan layanan antarjemput mobil sekolah lainnya, terletak pada standar operasional prosedurnya (SOP).

"Para sopir dibekali dengan kartu dan rompi sebagai tanda pengenal. Mereka juga diharuskan menjemput dan mengantar anak sekolah tepat di depan gerbang rumah dan sekolah," katanya.

Selain itu, Pasikola dioperasikan dengan memanfaatkan pete-pete (kendaraan angkutan kota Makassar) yang telah ada, setelah melewati serangkaian tahap modifikasi sebelum dioperasionalkan. Sementara pengemudinya berasal dari sopir pete-pete itu sendiri.

Kekhasan lain yang dimiliki program Pasikola ini juga ada pemanfaatan teknologi informasi yang menggandeng aplikasi `e-Nassami` yang pengelolaan aplikasinya dapat diunduh.

"Pilot project Pasikola dan e-Nassami diarahkan untuk mengatasi persoalan kemacetan di perkotaan, khususnya Makassar yang saat ini tingkat kemacetannya cukup parah," tuturnya.

Ia berharap dengan berjalannya program ini dapat mengurangi angka penggunaan kendaraan pribadi yang jumlahnya semakin banyak setiap tahunnya.

"Program Pasikola ini merupakan pertama di Indonesia. Hal terpenting dari Pasikola dan e-Nassami adalah menjamin keberlangsungan dari program ini. Tidak terhenti pada saat ini saja," harapnya.

Tim yang terlibat dalam program rintisan Pasikola ini memiliki pemikiran untuk melanjutkannya dengan model independen atau semi independen yang akan didiskusikan lebihn lanjut.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024