Makassar (ANTARA News) - Potensi pengembangan gandum sebagai salah satu tanaman pangan di Indonesia sangat besar.
Peneliti Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), Muslimah Hamdan, di Makassar, Kamis, mengatakan, di Indonesia, terdapat beberapa wilayah yang mempunyai prospek pengembangan gandum, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Menurut dia, beberapa daerah yang cukup potensial untuk pengembangan gandum adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selayar, dan Papua.
Penelitian yang dilakukan di sejumlah daerah, menunjukkan bahwa di daerah dataran rendah, gandum tropis dapat mengahasilkan bungan dengan waktu yang relatif cepat yaitu 35 hari hingga 55 hari.
"Sedangkan untuk gandum di dataran tinggi, dapat berbunga lebih lama, yaitu 55 hari hingga 60 hari," tuturnya.
Ia mengatakan, dari sejumlah pengalaman, menunjukkan bahwa luas lahan pengembangan gandum di daerah dataran tinggi sangat terbatas dan rawan terhadap bencana erosi.
Sedangkan untuk pengembangan gandum di daerah tropis dengan suhu normal, gandum seringkali mendapat gangguan penyakit.
"Untuk itulah, perlu dilakukan perakitan varietas unggul torpis yang mampu beradaptasi di daerah dataran rendah," imbuhnya.
Menurut dia, salah satu kriteria keberhasilan program pemuliaan gandum di Indonesia adalah kemampuan untuk merakit varietas unggul yang adaptif pada lokasi dengan ketinggian kurang dari 400 meter di atas permukaan laut.
Ia mencontohkan, beberapa varietas yang pernah dikembangkan di dataran rendah Merauke telah memberikan hasil gandum sebanyak 1,3 ton hingga 2,4 ton per hektare.
"Jika pengembangan gandum disertai dengan perakitan varietas unggul tropis, maka gandum yang dihasilkan bisa semakin bertambah," tuturnya.(T.KR-AAT/S006)

