BB Karantina : Sulsel butuh Rumah "Processing" komoditi ekspor
Makassar (ANTARA) - Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Makassar Lutfi Nasir mengatakan Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki banyak komoditi ekspor yang perlu pengembangan serius, sehingga membutuhkan rumah processing atau tempat pengolahan hingga pengepakan barang yang dilegalisasi oleh negara tujuan ekspor.
Hal itu dikemukakan Lutfi di sela sosialisasi terkait peran Balai Besar Karantina Pertanian dalam melindungi sumber daya hayati dan hewani di Makassar, Kamis malam.
Dia mengatakan persyaratan dari negara tujuan misalnya komoditi porang, itu harus ada rumah produksi dan rumah processing dari daerah atau negara asal.
Sementara di Sulsel, lanjut dia, baru terdapat rumah produksi sedang rumah processing untuk komoditi porang belum ada, sehingga harus dikirim ke Surabaya.
Melalui rumah processing itu, produksi porang akan disortir dan disterilkan sebelum dilakukan proses pengiriman ke negara tujuan.
Kondisi serupa juga terjadi pada komoditi sarang burung walet yang beberapa tahun terakhir banyak dikembangkan oleh masyarakat di Sulsel.
Kedua komoditi itu, diakui paling banyak diminati di negera tujuan seperti Cina, Vietnam dan sejumlah negara di Eropa. Kendati demikian masih perlu pembenahan dan pengembangan di lapangan.
Termasuk regulasi terkait rumah produksi walet ataupun pajaknya ke depan yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan di wilayah setempat.
Hal itu dikemukakan Lutfi di sela sosialisasi terkait peran Balai Besar Karantina Pertanian dalam melindungi sumber daya hayati dan hewani di Makassar, Kamis malam.
Dia mengatakan persyaratan dari negara tujuan misalnya komoditi porang, itu harus ada rumah produksi dan rumah processing dari daerah atau negara asal.
Sementara di Sulsel, lanjut dia, baru terdapat rumah produksi sedang rumah processing untuk komoditi porang belum ada, sehingga harus dikirim ke Surabaya.
Melalui rumah processing itu, produksi porang akan disortir dan disterilkan sebelum dilakukan proses pengiriman ke negara tujuan.
Kondisi serupa juga terjadi pada komoditi sarang burung walet yang beberapa tahun terakhir banyak dikembangkan oleh masyarakat di Sulsel.
Kedua komoditi itu, diakui paling banyak diminati di negera tujuan seperti Cina, Vietnam dan sejumlah negara di Eropa. Kendati demikian masih perlu pembenahan dan pengembangan di lapangan.
Termasuk regulasi terkait rumah produksi walet ataupun pajaknya ke depan yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan di wilayah setempat.