Mamuju (ANTARA) - Tokoh agama dan tokoh masyarakat dilibatkan dalam penanganan program pencegahan stunting di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Program Massilambi.
"Program Massilambi yang dilaksanakan Dinkes Sulbar merupakan program peningkatan pelayanan kesehatan untuk mencegah stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar, Asran Masdi di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan program tersebut dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor yakni tokoh agama dan tokoh masyarakat maupun TNI dan Polri, serta pemuda dan kaum perempuan.
"Para tokoh agama dan tokoh masyarakat diberikan penyuluhan dan pelatihan agar mengajak masyarakat hidup sehat serta mengkonsumsi gizi yang baik agar tidak mengalami stunting," katanya.
Selain itu mereka diminta untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat untuk mencegah pernikahan dini yang dinilai memicu terjadinya stunting. Ia mengatakan Program Massilambi telah dilaksanakan pada 2022 dan kembali dilanjutkan pada 2023.
"Program Massilambi agar Sulbar merdeka dari stunting, sehingga program tersebut dilaksanakan dengan kolaborasi melibatkan banyak pihak," katanya.
Ia menyebutkan Program Masilambi merupakan upaya terobosan yang terstruktur, sistematis dan masif dari pemerintah untuk menekan angka stunting dengan melaksanakan program pelayanan kesehatan gizi ibu dan anak, maupun penanggulangan penyakit menular.
Pelayanan kesehatan gizi ibu dan anak berkelanjutan dilaksanakan melalui penyelamatan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), 1.000 HPK adalah fase kehidupan, yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan mencapai 270 hari, sampai dengan anak berusia dua tahun atau selama 730 hari.
"Peningkatan pelayanan kesehatan gizi ibu dan anak, melalui penyelamatan 1.000 HPK sangat penting dilaksanakan, agar tidak terjadi masalah gizi kronis, pemberian nutrisi yang baik sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan buah hati selama 1.000 HPK," katanya.
Ia menyampaikan untuk melaksanakan Program Massilambi tersebut akan dimanfaatkan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) kesehatan Sulbar sebesar Rp76 miliar.
Stunting di Sulbar, kata dia, yang angkanya masih mencapai 33,8 persen berdasarkan hasil Studi Status Gizi (SDGI), dengan prevalensi stunting tertinggi di Kabupaten Polman mencapai 36 persen, kemudian Kabupaten Majene mencapai 35,7 persen.
Berita Terkait
Dinsos Sulsel kerahkan 1.147 pendamping PKH guna tekan stunting
Sabtu, 4 Mei 2024 18:06 Wib
Dinsos minta tim PKH dukung penurunan prevalensi stunting di Makassar
Rabu, 1 Mei 2024 20:37 Wib
Prevalensi stunting di Pinrang Sulsel turun 3,3 persen pada 2023
Rabu, 1 Mei 2024 17:51 Wib
PKK Makassar menekankan sinergisitas dalam percepatan stunting
Rabu, 1 Mei 2024 15:56 Wib
Penjabat Bupati Mamasa: Kemendagri mengapresiasi upaya tekan inflasi
Selasa, 30 April 2024 0:13 Wib
Kemendagri minta Pemkot Palopo menyusun ketersediaan bahan pokok
Jumat, 26 April 2024 0:16 Wib
Pemprov Sulsel fokus pada isu stunting di Musrembang RPJPD
Selasa, 23 April 2024 10:02 Wib
Pj Gubernur Sulsel mencanangkan Gerakan Peduli Stunting di Wajo
Senin, 22 April 2024 22:57 Wib