Mamuju (ANTARA Sulbar) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat selama tahun 2012 menemukan 11 orang yang positif mengidap Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).
"Keduabelas pengidap virus dan penderita penyakit mematikan itu kami temukan sepanjang tahun lalu. Jumlah penderita HIV/AIDS di daerah ini kami prediksi mencapai ratusan orang," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar Dr Muhammad Ihwan di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, pemerintah di Sulbar terus mewaspadai penyebaran penyakit itu menyusul banyaknya penderita yang ditemukan positif mengidap HIV/AIDS.
"Kondisi itu sangat memprihatinkan, sehingga penyebaran penyakit mematikan tersebut harus diwaspadai," katanya.
Menurut dia, HIV/AIDS menyebar bukan hanya kepada warga yang memiliki perilaku menyimpang seperti hubungan seks bebas, tetapi juga bisa menular ke masyarakat biasa seperti ibu rumah tangga dan anak-anak.
"Virus HIV/AIDS yang banyak ditularkan karena hubungan seks bebas bukan hanya mengancam mereka yang gemar melakukan perilaku menyimpang tetapi masyarakat biasa juga rentan mengidapnya jika tidak ada pencegahan dini," katanya.
Menurut dia, kelemahan pemerintah di Sulbar dalam menanggulangi penyebaran penyakit mematikan itu karena keterbatasan anggaran yang dimiliki.
Oleh karena itu ia berharap agar dukungan dana pemerintah dapat terus dikucurkan dari pusat untuk pencegahan virus tersebut demi menjaga generasi muda agar tidak tertular penyakit tersebut.
"Dinkes Sulbar tidak memiliki anggaran yang siap dialokasikan mengatasi penyebaran HIV/AIDS, sehingga pemerintah kesuitan menanggulangi penyaki berbahaya itu. Tidak ada anggaran yang dialokasikan pemerintah melalui APBD," katanya.
Ia mengatakan, Sulbar sebagai daerah berkembang sangat rentan menjadi daerah penyebaran virus HIV/AIDS sehingga pemerintah harus mewaspadainya. Daerah maju dan berkembang di Indonesia biasanya menjadi sasaran penyebaran virus HIV/AIDS, seiring munculnya praktik prostitusi.
"Tempat prostitusi paling rentan menjadi penyebaran virus HIV/AIDS karena penyebaran penyakit tersebut paling mudah melalui hubungan seks bebas dan berisiko. Masalah ini harus mendapat perhatian serius dengan membuat kebijakan anggaran untuk pencegahannya," katanya.
Menurut dia, meski dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki saat ini, pemerintah di Sulbar akan tetap melakukan sosialisasi pencegahan penularan penyakit itu. T Susilo
Berita Terkait
Presiden Jokowi menyoroti kerugian negara Rp180 triliun karena WNI berobat ke luar negeri
Rabu, 24 April 2024 12:49 Wib
Dinkes : Sulsel masuk 10 daerah dengan temuan kasus HIV terbanyak
Sabtu, 20 April 2024 21:45 Wib
Dinkes ungkap DBD di Sulsel tembus 1.620 kasus
Sabtu, 20 April 2024 7:16 Wib
Dinkes Sulsel mendirikan pos layanan kesehatan pascalongsor di Toraja
Rabu, 17 April 2024 4:15 Wib
Biddokkes Polda Sulbar cek kesehatan sopir dan penumpang arus balik Lebaran
Selasa, 16 April 2024 21:35 Wib
Wali Kota Makassar pastikan layanan kesehatan selalu siap meski libur Lebaran
Rabu, 10 April 2024 6:27 Wib
Dinkes Sinjai pastikan layanan kesehatan tetap berjalan meski libur Lebaran
Selasa, 9 April 2024 19:41 Wib
BB Kekarantinaan Kesehatan Makassar perluas layanan ke Bandara Pongtiku Toraja
Selasa, 9 April 2024 7:37 Wib