Makassar (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan Aryanto mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) pada subsektor tanaman perkebunan rakyat menjadi satu-satunya mengalami kenaikan 3,5 persen dibandingkan subsektor lainnya yang alami penurunan.
"Pada bulan Mei 2024, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) menjadi satu-satunya subsektor yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni sebesar 3,51 persen," ujar Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Senin.
Dia mengatakan secara keseluruhan nilai tukar petani (NTP) Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan pada Mei 2024 sebesar 115,53 atau turun 1,08 persen dibandingkan dengan NTP bulan April 2024 sebesar 116,80.
Aryanto menyebut NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 100,66; subsektor tanaman hortikultura (NTPH) sebesar 138,51.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 159,60; Subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 111,65; dan Subsektor Perikanan (NTNP) sebesar 109,60.
Pada bulan Mei 2024, empat dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) dibanding bulan sebelumnya, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 3,20 persen.
Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 3,00 persen; Subsektor Peternakan sebesar 0,65 persen; dan Subsektor Perikanan sebesar 0,58 persen.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat menjadi satu-satunya yang mengalami peningkatan Nilai Tukar Petani sebesar 3,51 persen
Aryanto menjelaskan NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (it) terhadap indeks harga yang dibayar petani (ib), merupakan salah satu proxy indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
"Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani," katanya.
Dari hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada bulan Mei 2024, NTP di Sulawesi Selatan secara umum mengalami penurunan sebesar 1,08 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
NTP bulan April 2024 sebesar 116,80 turun menjadi 115,53 pada bulan Mei 2024. Penurunan NTP tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (it) mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan harga yang dibayar petani (ib).
"Ib mengalami penurunan sebesar 0,13 persen, sementara it mengalami penurunan sebesar 1,21 persen," ucapnya.*