Jakarta (ANTARA) - Pertemuan Skotlandia dan Hungaria dalam pertandingan terakhir Grup A Euro 2024 menjanjikan permainan terbuka yang akan jauh lebih sengit dibandingkan dengan pertandingan terakhir lainnya di grup ini antara Jerman dan Swiss.
Pasukan Tartan masuk gelanggang dengan bekal satu poin yang mereka dapatkan setelah mengimbangi Swiss dalam pertandingan kedua, sedangkan Tim Magyar tanpa poin setelah kalah dari Swiss dan Jerman.
Kemenangan bisa memastikan Skotlandia mendapatkan peluang lolos ke fase gugur dengan status peringkat ketiga terbaik.
Mereka juga bisa menyalip Swiss jika menang dalam selisih empat gol dari Hungaria dan saat bersamaan Swiss kalah dengan selisih tiga gol dari Jerman. Ini skenario yang hampir mustahil, terutama menang minimal 4-0 dari Hungaria.
Masalahnya, jika catatan perjalanan sebelumnya menjadi ukuran, skenario kemenangan Skotlandia itu sulit untuk dibuktikan di lapangan. Ini karena sepanjang mengikuti Piala Eropa, Skotlandia hanya bisa menang dua kali dari total 11 pertandingan.
Hungaria sendiri masih berpeluang lolos dari fase grup jika mengalahkan Skotlandia. Itu akan membuat Hungaria menempati posisi ketiga, tapi kelolosan mereka ke fase gugur harus menunggu rangkaian terakhir laga fase grup dalam turnamen ini.
Tim asuhan Marco Rossi masuk arena Euro 2024 dengan ekspektasi tinggi berkat perjalanan mengesankan selama kualifikasi.
Mereka hanya satu kali kalah dalam 16 pertandingan terakhir sebelum kickoff Euro 2024, tapi kini mereka di ambang tersingkir dini dari turnamen ini.
Hasil imbang akan membuat kedua tim kecil kemungkinan lolos ke fase gugur. Namun, pada akhirnya laga ini menjadi tentang kebanggaan dan harga diri bahwa kedua tim tidak datang ke Jerman sebagai tim pelengkap.
Seimbang
Dari dua pertandingan sebelumnya yang dijalani kedua tim, catatan Hungaria relatif lebih baik dibandingkan dengan Skotlandia.
Dalam hal penciptaan peluang, Hungaria membuat total 16 peluang yang 5 di antaranya tepat sasaran, sedangkan Skotlandia menciptakan 12 peluang termasuk 3 peluang tepat sasaran.
Untuk akurasi umpan, Hungaria juga lebih baik, karena mencatat akurasi 84 persen setelah menuntaskan 636 dari 759 umpan kala menghadapi Swiss dan Jerman.
Catatan serupa pada skuad Skotlandia, sedikit lebih buruk pada angka 78 persen, setelah menyelesaikan 498 dari total 629 umpan yang dibuat pemain-pemain Skotlandia dalam dua laga sebelumnya.
Hungaria juga sedikit lebih baik dalam hal jelajah berlari ketimbang Skotlandia, selain sedikit lebih tangguh dalam mementahkan serangan lawan. Di sini, Hungaria sembilan kali menyelamatkan gawangnya, sedangkan Skotlandia delapan kali.
Tetapi jika melihat grafik permainan kedua tim dari pertandingan pertama ke pertandingan kedua, peningkatan dialami oleh Pasukan Tartan.
Ketika menghadapi Jerman, Skotlandia menjadi tim yang tersudut. Mereka hanya bisa membuat satu peluang, 32 persen penguasaan bola, 77 persen akurasi umpan, dan kebobolan lima gol.
Tapi saat melawan Swiss, permainan Skotlandia meningkat, dengan membuat 11 peluang yang 3 di antaranya tepat sasaran, mencetak 81 persen akurasi umpan, dan hanya kebobolan 1 gol.
Sebaliknya, permainan Hungaria agak menurun pada pertandingan kedua melawan Jerman, persisnya pada penguasaan bola yang turun dari 47 menjadi 37 persen, dan akurasi umpan dari 84 menjadi 83 persen.
Tapi Hungaria meningkatkan kemampuannya dalam mengancam gawang lawan, dari 6 peluang yang 2 di antaranya tepat sasaran saat melawan Swiss, menjadi 10 peluang yang 3 di antaranya tepat sasaran saat dihadang Jerman.
Statistik ini menunjukkan kedua tim memiliki peluang sama besar untuk menang atau kalah dalam pertandingan di MPH Arena itu.
Rombak skuad
Hal yang harus dilakukan kedua tim adalah mengubah pola bermain sambil memasukkan pemain-pemain yang bisa meningkatkan probabilitas timnya untuk menang.
Di kubu Skotlandia, pelatih Steve Clarke bertahan pada formasi 5-4-1 untuk mengakomodasi bek kiri Arsenal Kieran Tierney dan bek kanan Liverpool Andy Robertson.
Tetapi setelah Tierney dipastikan absen dalam laga ini karena cedera, Clarke bisa mengubah skuadnya dalam merangkul formasi yang lebih stabil dengan menempatkan empat bek dalam pola 4-4-2.
Dengan cara itu, Skotlandia bisa menambah kekuatan serangannya dengan memasukkan Ryan Christie guna mendampingi Che Adams, di depan kuartet gelandang Callum McGregor, Billy Gilmour, Scott McTominay dan John McGinn.
Sejak diremukkan Jerman 1-5, para pendukung Pasukan Tartan sudah meminta Clarke agar mengubah formasi di lini depan Skotlandia, termasuk meminta Lawrence Shankland yang musim ini mencetak 30 gol bersama klubnya di Skotlandia, dimainkan lebih awal.
Tapi Clarke tipikal pelatih yang tak silau oleh kebintangan seorang pemain. Dia lebih tertarik kepada pemain yang menjamin adanya team-work, sehingga perombakan skuad agak kesulitan dilakukan, apalagi kinerja Skotlandia meningkat saat melawan Swiss dalam laga kedua.
Desakan serupa dialami pelatih Hungaria Marco Rossi. Bedanya, Rossi lebih terbuka dengan perubahan karena dia hanya memiliki pilihan tampil menyerang untuk mendapatkan kemenangan, sehingga enteng saja merangkul opsi apa pun.
Meski begitu dia akan tetap memainkan pola 3-4-2-1, namun dengan mencoba muka-muka baru dalam barisan starternya, termasuk Loic Nego, Callum Styles dan Martin Adam.
Kapten Dominik Szoboszlai tetap bersama Rolland Sllai sebagai dua sayap serang yang menyangga Martin Adam di ujung tombak serangan, jika Rossi rela membangku cadangkan Barnabas Varga yang sudah mempersembahkan satu-satunya gol kepada Hungaria dalam Euro 2024.