Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) meniru sistem yang digunakan mengembangkan sapi Bali di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Pengembangan sapi Bali di Kabupaten Barru tidak hanya dilakukan dengan sistem perdagangan jual beli sapi, namun juga dilaksanakan pembibitan dan sistem budidaya," kata penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin di Mamuju, Jumat.
Ia mengatakan, pengembangan sapi Bali di Kabupaten Barru juga menggunakan teknologi dan pendampingan dari pemerintah kepada para peternak.
Selain itu juga melibatkan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dalam melakukan berbagai penelitian terhadap upaya pengembangan hewan sapi Bali di Kabupaten Barru.
"Program inseminasi buatan sapi Bali yang dikembangkan peternak melibatkan Unhas yang juga melakukan berbagai penelitian sehingga upaya pengembangan ternak berhasil dilaksanakan," katanya.
Menurut dia, pengembangan sapi Bali di Kabupaten Barru telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak, karena dapat meraih keuntungan hingga ratusan juta karena harga sapi Bali cukup mahal sekitar Rp15 juta sampai Rp25 juta per ekor.
Sehingga pengembangan sapi Bali dengan sistem yang dilaksanakan peternak di Kabupaten Barru akan ditiru untuk dilaksanakan di Sulbar.
"Pemprov Sulbar melaksanakan program karya inovasi peternakan dengan mengajak seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) mengunjungi Kabupaten Barru, untuk mempelajari sistem pengembangan peternakan sapi Bali," ujarnya.
Ia berharap dengan mengembangkan peternakan sapi Bali di Sulbar peternak dapat sejahtera dan memajukan ekonomi daerah.