Makassar (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kembali menegukan posisinya sebagai salah satu pusat diplomasi akademik Indonesia melalui penyelenggaraan Seminar Internasional “Towards a Two-State Solution: Peran Kunci Presiden Prabowo Subianto dalam Mewujudkan Perdamaian di Gaza” di Auditorium Kampus 2, Senin (17/11).
Sejak pukul 08.00 Wita, peserta dari berbagai daerah dan sejumlah negara telah memadati gedung megah itu, menjadikannya sebagai titik temu gagasan global tentang perdamaian.
Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan internasional, di antaranya Menteri Agama Prof. Dr Nasaruddin Umar yang memaparkan gagasan tentang transformasi peran Presiden Prabowo Subianto sebagai pemimpin dunia Islam, dari posisi periferal menuju peran yang semakin mainstream.
Selanjutnya Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis, M.A, Ph.D yang membuka ruang dialog lintas bangsa.
Dari Palestina ada jurnalis sekaligus penulis Revda Selver Iseric, Wakil Menteri Luar Negeri
Anis Matta yang mengulas kebangkitan posisi tawar Indonesia dalam percaturan politik global.
Sementara itu, Prof. Robert W. Hefner dari Boston University menghadirkan perspektif strategis mengenai pentingnya peran Indonesia dalam mewujudkan visi solusi dua negara. Tak ketinggalan pula Dr Das’ad Latif sebagai pemerhati isu Palestina.
Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhannis memberikan berbagai data yang menjadi salah satu bagian paling kuat dari rangkaian acara. Dalam pidatonya yang humanis, ia menekankan bahwa seminar ini bukan sekadar pertemuan akademik, tetapi pengejawantahan dari visi besar Indonesia dalam diplomasi global.
“Hari ini kita berkumpul di ruang terbesar di kampus, ruang tempat kita berbagi inspirasi, menerima inspirasi, memperkaya perspektif, dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan," katanya.
Rektor menegaskan bahwa tema seminar ini sangat relevan bagi mereka yang mencintai kehidupan damai serta memiliki kepedulian terhadap masa depan global.
Prof Hamdan juga menggarisbawahi bahwa kegiatan ini murni diinisiasi oleh Menteri Agama RI , yang memercayakan empat PTKIN di Indonesia untuk menyelenggarakan serial seminar perdamaian yakni UIN Alauddin Makassar tuan menjadi rumah pertama di lanjutkan UINSU, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan diakhiri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Inilah wujud visi Menteri Agama, kemampuan melihat apa yang belum dilihat orang lain, membaca apa yang belum terbaca, dan memikirkan apa yang belum terpikirkan oleh banyak orang,” katanya.
Baca juga: UIN Alauddin hadirkan Habib Jafar peringati Maulid Nabi
Ia menambahkan bahwa seminar ini menjadi ruang diplomasi akademik yang mempertemukan perwakilan bangsa-bangsa, termasuk peserta dari Charles Darwin University, Australia, mahasiswa internasional, serta para jurnalis global.
Rektor kemudian meningkatkan perhatian internasional terhadap Indonesia setelah Presiden Prabowo menyampaikan gagasan perdamaian Gaza di forum global.
"Sejak gagasan itu muncul, perhatian dunia berubah. Dan bagi kita sebagai bangsa, itu menjadi kebanggaan. Maka komunitas akademik perlu memperkuat ikhtiar ilmiah sebagai dukungan terhadap diplomasi Presiden," katanya.
Mengutip Einstein, ia menutup
“Perdamaian tidak mungkin dipertahankan oleh kekerasan, perdamaian hanya dapat dicapai melalui pemahaman,".
Sebagai penanda penutup, paduan suara kembali membawakan lagu bertema “Prabowo for Global Peace” yang menggema lembut di seluruh auditorium, menghadirkan atmosfer optimisme tentang masa depan Palestina dan stabilitas kawasan.
Baca juga: Puluhan mahasiswa UIN Alauddin Makassar "serbu" markas LKBN ANTARA Sulsel

