Makassar (ANTARA Sulsel) - Tim gabungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kesehatan Makassar dalam inspeksi mendadak ke beberapa apotek mendapatkan obat daftar G yang dampaknya melebihi obat psikotropika.
"Kami menemukan lebih dari 2.000 butir obat keras yang efeknya itu di atas dari somadril serta obat-obatan psikotropika dan ini sangat berbahaya," ujar Kepala Seksi Farmasi Dinas Kesehatan Makassar Andi Irwan, didampingi Kepala Bidang Perdagangan Disperindag setempat Muhammad Fadli, di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, obat keras yang ditemukan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak Apotek Simpati yakni Alprazolam, yaitu obat yang mampu menimbulkan ketergantungan jika diminum setiap hari dalam jangka waktu tertentu.
Apabila sudah menimbulkan ketergantungan, ketika konsumsi obat dihentikan maka akan menimbulkan gejala putus obat (withdrawal). Jangka waktu untuk menimbulkan ketergantungan ini berbeda-beda tiap orang.
"Dalam dunia kedokteran batas waktu untuk memberi benzo ini adalah selama 2-4 minggu setiap hari. Namun ada orang yang ketergantungan hanya setelah minum empat hari saja. Jadi memang obat ini lebih tinggi efek sampingnya," katanya lagi.
Andi Irwan menyebutkan, dari laporan penjualan serta data-data yang terinput di dalam daftar jualnya, obat ini dijual bebas kepada konsumen tanpa menggunakan resep dokter.
Karenanya, pihaknya langsung mengambil tindakan tegas dengan menutup sementara apotek yang ditemukan menjual obat antidepresi tersebut dan menyelidikinya hingga ke distributornya.
"Obat ini tidak bisa diperjualbelikan secara bebas tanpa resep dan dosis dari dokter. Nah, setiap obat di apotek itu kan tercatat penjualannya dan di sini kita tidak temukan itu," ujarnya pula.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Makassar Muhammad Fadli menyatakan, sidak yang dilakukan itu terkait peningkatan kembali angka kejahatan jalanan yang terjadi di bulan Ramadan ini khususnya para begal.
Dia mengatakan, masih marak penyalahgunaan obat antinyeri seperti somadril membuat gerah Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto karena dampaknya yang dirasakan langsung secara luas oleh masyarakat.
"Pak Wali langsung memerintahkan kami untuk melakukan sidak dan berkoordinasi dengan Dinkes serta BBPOM Makassar. Jika ditemukan apotek yang jual obat keras maka kami akan mencabut izin apotek yang masih meperjualbelikan jenis obat daftar G ini," kata dia pula.
Alasannya, hampir semua tindak kejahatan jalanan seperti begal dan jambret yang dilakukan oleh para remaja, ternyata menggunakan obat daftar G ini sebagai pemicunya.
"Sudah banyak laporan yang kami terima, dan polisi yang menangkap para remaja itu yang terlibat kasus kejahatan jalanan seperti begal ternyata dari pengakuan mereka mengonsumsi somadril, isap lem dan lain sebagainya," katanya.
Berita Terkait
Gerindra dan Nasdem bahas koalisi Pilkada 2024 di Sulsel
Kamis, 18 April 2024 23:37 Wib
Pergerakan pesawat di Bandara Hasanuddin Makassar capai 3.195 pesawat
Kamis, 18 April 2024 21:10 Wib
Kemenkumham Sulsel gelar donor darah pada peringatan HBP ke-60
Kamis, 18 April 2024 20:29 Wib
Pj Gubernur Sulsel motivasi mahasiswa berwirausaha ciptakan pekerjaan
Kamis, 18 April 2024 15:24 Wib
Polisi menggelar rekonstruksi pembunuhan jasad ditimbun di Makassar
Kamis, 18 April 2024 14:41 Wib
Pj Sekda Sulsel harap PSBM beri manfaat bagi masyarakat
Kamis, 18 April 2024 14:01 Wib
KPU Makassar melansir syarat Pilkada calon perseorangan 67.402 e-KTP
Kamis, 18 April 2024 13:36 Wib
PIP Makassar melahirkan pelaut andal melalui Sepencatar jalur mandiri
Kamis, 18 April 2024 13:28 Wib