Makassar (Antaranews Sulsel) - Sebanyak 25 orang perserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Sumatera Barat (Sumbar) yang melakukan kunjungan ke Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sangat tertarik dengan naskah "Lontara".
Peserta SMN yang didampingi Pejabat Divisi CSR PT Bukit Asam, Hartoyo dan Senior Manajer PKBL PT Semen Indoensia, Febriwan ini berkesempatan melihat naskah kuno berusia ratusan tahun itu yang tersimpan rapi di Perpustakaan Daerah Sulsel di Makassar, Senin.
Bahkan mereka juga antusias menanyakan keberadan naskah Lontara yang mengisahkan sejarah kebudayaan Sulawesi Selatan, termasuk alat tulis dari daun lontar (sejenis palm), kepada pihak pengelola perpustakaan daerah itu.
Sebelum melihat naskah kuno daerah Sulsel itu, peserta SMN ini mendapatkan pengarahan dari pejabat Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sulsel, yang dirangkaikan dengan kegiatan bedah buku berjudul "Cerita Nusantara Kami" oleh nara sumber Dr Firdaus Muhammad, MA.
"Kami harapkan siswa bisa mengetahui dan mengenal dokumen yang erat kaitannya dengan sejarah kebudayaan Sulsel," kata Kepala Bidang Pembinaan Kepustakaan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sulsel H Ahmad Saransi saat menyambut kedatangan peserta SMN itu.
Saransi mengatakan Sulsel dikenal dengan kearsipannya yang sudah diakui oleh UNESCO yakni aksara Lontara dengan Sastra I Lagaligo.
Menurut dia, aksara Lontara Bugis-Makassar itu berawal dari manuskrip Bahasa Sansekerta dan juga memiliki kesamaan dengan aksara Batak dan Aceh.
Ia menjelaskan Perpustakaan Daerah Sulsel itu memiliki sekitar 40-80 ribu naskah sejarah, termasuk naskah sastra yang menceritakan hubungan Sulsel dan Sumbar yang ditulis oleh Buya Hamka melalui buku yang berjudul "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck".
Selain naskah kuno, kata Saransi, Sulsel juga secara historis sangat dikenal luas karena memiliki perahu khas Phinisi yang sudah melanglang buana di berbagai belahan dunia.
"Dengan kekayaan hasil karya budaya Phinisi itu, masyarakat Sulsel sangat dinamis dan leluhurnya menjadi pelaut ulung," ujarnya.
Bahkan seiring perkembangan zaman, kata Saransi, telah membantu pemasaran salah satu produk BUMN di Sulsel yakni PT Semen Tonasa yang kini menjadi anak perusahaan PT Semen Indonesia.
"Kalau dulu pasar Semen Tonasa hanya melayani kawasan timur Indoensia (KTI), namun berkat jasa perahu Phinisi juga bisa melayani kebutuhan pasar di wilayah barat Indonesia," katanya.
Sementara itu akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Dr Firdaus Muhammad, MA dalam kajian bedah buku itu menekankan agar siswa mampu menulis catatan perjalanan sesuai kaidah bahasa yang baik dan benar, sehingga informasi yang disampaikan menarik bagi pembaca.
"Termasuk dalam melengkapi informasinya, mungkin perlu gambar foto, harus bisa memilih sudut pandang yang menarik bagi pembaca," ujarnya.
Paparan yang sampaikan nara sumber mendapat sambutan dari peserta SMN yang mengajukan sejumlah pertanyaan menyangkut cara penyajian tulisan yang baik dan menarik.
Program SMN yang merupakan salah satu program Kementerian BUMN, yakni BUMN Hadir untuk Negeri, khususnya di wilayah Sulsel dilaksanakan oleh PT Semen Indonesia bekerja sama dengan PT IKI dan PT Kima.
Berita Terkait
Pemprov Sulbar ajak pemerintah daerah melakukan terobosan tingkatkan PAD
Jumat, 26 April 2024 18:40 Wib
Pemprov Sulbar lelang 44 kendaraan dinas untuk hasilkan PAD
Jumat, 26 April 2024 14:53 Wib
Pemprov Sulbar permudah petani sawit dapat benih unggul
Jumat, 26 April 2024 14:44 Wib
Dishut Sulbar bina petani kembangkan usaha lebah madu
Jumat, 26 April 2024 14:25 Wib
Sarpras Kepresidenan apresiasi PLN pasok listrik tanpa kedip di Sulbar
Jumat, 26 April 2024 14:14 Wib
Kapolda Sulbar dan DPRD Lampung sepakati penegakan hukum sengketa tanah
Kamis, 25 April 2024 20:03 Wib
Pemprov Sulbar kembali gelar gerakan pangan murah
Kamis, 25 April 2024 19:07 Wib
Ditlantas dan Tim RTMC tingkatkan keselamatan berlalu lintas di Sulawesi Barat
Kamis, 25 April 2024 16:10 Wib