Gubernur Sulsel ajak bupati/wali kota berantas stunting
Makassar (Antaranews Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah mengajak para bupati dan wali kota untuk bahu membahu memberantas stunting yang masih menjadi masalah cukup serius di provinsi tersebut.
Gubernur Nurdin Abdullah di Makassar, Senin mengatakan hal itu pada saat memberikan sambutan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto dan Sidenreng Rappang (Sidrap) masa jabatan 2018-2023 di Ruang Pola Kantor Gubernur, Makassar, Senin.
"Persoalan stunting merupakan sebuah masalah di masyarakat karena sejak lahir, pertumbuhan bayi begitu lambat akibat kurang gizi. Saya titip ke bupati mari sama-sama menanganinya," ucapnya.
Stunting merupakan sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Adapun penyebab utama disebutkan karena kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.
Sesuai data yang ada, kata dia, kejadian stunting terbesar saat ini ditempati Kabupaten Enrekang.
Berdasarkan dari data yang ada, pada tahun ini Enrekang memiliki angka stunting hingga mencapai 45,8 persen yang tentu harus menjadi perhatian khususnya para kepala daerah.
Sebelumnya, Dinas kesehatan (Dinkes) Enrekang telah berupaya memberantas atau menekan jumlah penderita stunting di daerah itu.
Hal itu dibuktikan dengan melaunching Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Gerakan Masyarakat Peduli Stunting (Gempita) pada Oktober 2018.
Gubernur Nurdin Abdullah di Makassar, Senin mengatakan hal itu pada saat memberikan sambutan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto dan Sidenreng Rappang (Sidrap) masa jabatan 2018-2023 di Ruang Pola Kantor Gubernur, Makassar, Senin.
"Persoalan stunting merupakan sebuah masalah di masyarakat karena sejak lahir, pertumbuhan bayi begitu lambat akibat kurang gizi. Saya titip ke bupati mari sama-sama menanganinya," ucapnya.
Stunting merupakan sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Adapun penyebab utama disebutkan karena kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.
Sesuai data yang ada, kata dia, kejadian stunting terbesar saat ini ditempati Kabupaten Enrekang.
Berdasarkan dari data yang ada, pada tahun ini Enrekang memiliki angka stunting hingga mencapai 45,8 persen yang tentu harus menjadi perhatian khususnya para kepala daerah.
Sebelumnya, Dinas kesehatan (Dinkes) Enrekang telah berupaya memberantas atau menekan jumlah penderita stunting di daerah itu.
Hal itu dibuktikan dengan melaunching Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Gerakan Masyarakat Peduli Stunting (Gempita) pada Oktober 2018.