Oleh Rahma Saiyed
Den Haag (ANTARA Sulsel) - Kota Den Haag, Belanda, dan sekitarnya, ibarat kota yang nampak terlihat seram. Cuaca mendung, angin dan titik-titik putih dari langit jatuh berceceran di bumi menutupi semua yang ada di Belanda.
Pohon-pohon, bunga, atap rumah, jalanan, semuanya terlihat serba putih. Di sudut-sudut lorong Kota Den Haag, terlihat sunyi. Tak ada kendaraan melintas, pun manusia yang lalu lalang.
Mobil pribadi yang terparkir di depan gedung-gedung, ibarat mobil mainan yang tak pernah terpakai. Sejumlah mobil itu, tertutupi salju.
Sejak Minggu hingga saat ini, tak banyak kendaraan yang dapat dijumpai, yang dapat memacetkan ruas jalan. Hingga saat ini, masih dijumpai genangan salju dengan ketinggian hingga mata kaki, sehingga nyaris melumpuhkan Belanda dan sekitarnya.
Akibat turunnya salju yang cukup lebat, Minggu (20/12), Badan Meteorologi Belanda mengeluarkan pengumuman pelarangan melakukan perjalanan karena dinilai dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Menurut pemberitaan salah satu stasiun TV di Belanda, salah seorang dikabarkan meninggal, akibat kendaraan yang ditumpanginya tidak mampu menyeimbangi jalanan yang licin.
Peristiwa ini menyebabkan sejumlah angkutan umum tidak beroperasi, seperti kereta api, tram (kendaraan khusus di Belanda), dan bis. Jalur rel kereta api, maupun tram dan jalur bis tertutupi salju sehingga dikhawatirkan mengancam keselamatan penumpang.
Alhasil, mereka yang hendak melanjutkan perjalanannya terpaksa mengurungkan niatnya. Salah seorang penumpang, David, yang hendak ke Amsterdam, mengaku sedih karena tidak bisa bepergian akibat tak ada kereta api yang menuju ke sana.
"Untuk sementara ini, saya akan menginap di hotel karena tidak ada satu pun kendaraan umum yang beroperasi menuju Amsterdam," katanya ketika ditemui di Central Station Den Haag, Minggu.
Sementara itu, sebagian penumpang lainnya, mengaku terjebak, tidak bisa pulang ke rumahnya karena tidak ada angkutan umum. "Sejak kemarin kami tiba di Den Haag, memanfaatkan hari libur ke rumah tante, dan ketika hendak pulang, kami kaget dan sempat panik setelah mengetahui tidak ada kereta api menuju Utrecht," ujar Michelle, warga kota Utrecht, Belanda.
Meski demikian, tidak sedikit di antara mereka terlihat gembira dengan kehadiran salju ini. Mereka saling melempar, berselancar dan membuat boneka salju. Ada pula yang tertawa riang saat diri mereka terpeleset akibat jalanan yang licin dan sulit untuk bangkit kembali lagi. Bahkan sekelompok orang pun, terlihat ikut terjatuh saat berusaha menolong.
Di beberapa sudut jalan, terlihat orang tua menarik dan menyeret selancar anak mereka. Si anak yang duduk di atas sebuah papan berbentuk persegi panjang itu, nampak menikmati perjalannya sambil tangannya berupaya untuk mengumpulkan salju hingga membentuk bola kecil, lalu dilemparkan ke arah orang tuanya.
Tidak sedikit pula, sekelompok anak kecil, sepasang suami istri, dan anak muda, saling bergerombol membuat boneka salju dan saling lempar.
Beberapa di antara mereka, memanfaatkan tumpukan salju ini untuk bermain 'skate board'. "Tahun ini, salju turun cukup lebat dibandingkan tahun kemarin," kata Steven, warga Den Haag.
Meski kondisi cuaca berada di bawah angka dua, tetapi dingin tidak begitu terasa ketika terjadi hujan salju. Kanal-kanal dan danau, nampak membeku. Beberapa orang memanfaatkan kanal danau yang membeku itu, untuk ber-'skate' ria.
(T.K-RS/H-KWR)