Oleh : Syarifuddin May
Makassar (ANTARA Sulsel) - Sektor pariwisata Sulawesi Selatan selama 2009 menunjukan perkembangan berarti, ditandai meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah itu.
Jumlah wisatawana asing yang datang ke Sulsel pada tahun itu mencapai 45.000 orang, meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang 32.000 orang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Syuaib Mallombasi mengatakan, kegiatan pariwisata "Lovely December" di Tana Toraja yang dicanangkan pemerintah setempat dua tahun lalu turut mendongkrak kunjungan wisman ke Sulsel.
Sejak kegiatan promosi "Lovely December" dicanangkan Gubernur Syahrul Yasin Limpo 2008, kunjungan wisman ke Sulsel meningkat cukup berarti, ujar Syuaib.
Kegiatan serupa pada pada 26 Desember 2009 di Makale Tana Toraja disaksikan ratusan wisatawan asing dan ribuan wisatawan domestik.
"'Lovely December' bukan hanya untuk menarik kunjungan wisatawan asing, melainkan juga menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik, khususnya masyarakat Toraja di rantau untuk mudik pada hari libur akhir tahun," kata Nico B Pasaka, tokoh Toraja yang juga penasihat DPP Asita.
Syuaib menyebutkan, total belanja wisman yang datang ke Sulsel pada 2009 mencapai Rp1,7 triliun, dengan asumsi setiap wisman membelanjakan uangnya 125 dolar AS setiap hari atau sekitar Rp35,6 juta per bulan.
Menurut dia, belanja wisatawan domestik selama periode yang sama mencapai Rp121 miliar. Dana dari sektor itu tidak masuk ke kas daerah (PAD), melainkan beredar di masyarakat sehingga turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan menambah kesejahteraan masyarakat.
Jumlah kunjungan wisatawan domestik, termasuk mereka yang mudik, pada 2009 mencapai 2,3 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang dua juta orang.
Selain wisata budaya Tana Toraja, Sulsel juga kaya dengan objek wisata bahari, alam, dan wisata bernuansa religius tersebar hampir di semua kabupaten/kota.
Wisata bernuansa religius antara lain Masjid Jami' Tua Palopo, Makam Datu Ribandang di Masamba Luwu Utara, Masjid Katangka Gowa, Makam Datu Tiro di Bontotiro Bulukumba.
Sedangkan objek wisata bahari, yakni Tanjung Bira Bulukumba, Pulau Takabonerate Selayar, gugusan pulau-pulau Spormonde Pangkep, pemandangan alam Buttu Kabobong Enrekang serta pulau-pulau lepas pantai Makassar.
Kapal pesiar
Kunjungan kapal pesiar yang mengangkut ribuan wisatawan mancanegara yang menyinggahi pelabuhan Makassar selama 2009 memacu tingkat kunjungan wisman ke Sulsel.
Kapal pesiar mewah Costa Allerga berbendara Italia yang masuk Pelabuhan Makassar selama 2009 tercatat tujuh kali dengan membawa sedikitnya 10.000 wisawatan mancanegara.
Kapal mewah itu kembali sandar di pelabuhan Makassar jelang tutup tahun, pada 30 Desember, membawa sekitar 1.000 wisatawan asing.
Meski para wisatawan ini hanya singgah beberapa jam di Makassar, namun kehadiran mereka membawa dampak positif terhadap pertumbuhan sektor jasa dan masa depan pariwisata Sulsel karena daerah itu semakin dikenal di mancanegara.
Penumpang kapal mewah yang membawa wisatawan asing berlibur akhir tahun itu mengunjungi berbagai objek wisata di Makassar dan sekitanya seperti Port Rotterdam, Museum Lagaligo, Benteng Somba Opu, Makam Sultan Hasanuddin, Museum Balla Lomoa Gowa, Makam Syech Yusuf, Pantai Losari serta permandian alam air terjun Bantimurung, Maros.
Gubernur Sulsel Syahrul Yason Limpo yang memprakarsai kegiatan "Lovely December" Tana Toraja menyatakan, kegiatan itu promosi untuk mengangkat kembali pariwisata Toraja yang sejak beberapa tahun terakhir lesu.
"Kita ingin menjadikan sektor pariwisata sebagai primadona meningkatkan pendapatan asli daerah, karenanya diminta semua kabupaten/kota membenahi objek wisata mereka sebagai daya tarik bagi wisatawan," ujar Syahrul.
Toraja memiliki daya tarik bagi wisatawan asing karena memiliki budaya khas dan langka, seperti pesta adat kematian (rambu solo) dan pesta panen (rambu tuka) yang tetap dilestarikan masyarakat.
Selain itu juga ada budaya "lettoan", yang masuk katagori "rambu tuka" yakni atraksi simbol-simbol budaya khas masyarakat setempat dengan cara mengarak babi yang disertai dengan iringan tari, seni serta lagu daerah.
Menurut Bupati Toraja Amping Situru, atraksi budaya lettoan diyakini menggambarkan tiga dimensi kehidupan manusia. Atraksi itu melibatkan ribuan orang yang mewakili adat dan masyarakat dari seluruh kecamatan di dua kabupaten, yakni Toraja dan Toraja Utara.
(S016/S018)