Oleh Riesmawan Yudhatama
Makassar (ANTARA Sulsel) - Tahun 2009 bisa dikatakan sebagai tahun kebangkitan pariwisata Sulawesi Selatan. Sejumlah program pariwisata besar digelar tahun ini. Sebut saja 'Takabonerate Island Expedition', Festival Pinisi, Visit Losari, Visit Makassar hingga 'Toraja Lovely' December yang digelar di penghujung tahun ini.
Yang paling membuat sulsel menjadi pusat perhatian di tahun ini adalah beroperasinya wahana bermain keluarga terbesar di Indonesia 'Trans Studio Theme Park'.
Kini sulsel boleh berbangga, banyak alasan bagi wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berkunjung ke daerah ini.
Berangkat dari keoptimistisan pemerintah daerah menemukan ikon baru dunia pariwisata nasional layaknya Pulau Wakatobi dan Pulau Bunaken, perjalanan Sulsel mencari perhatian para pelancong dimulai dari kepulauan indah bernama Takabonerate di Kabupaten Selayar.
Departemen Kelautan dan Perikanan mencatat taman wisata bawah laut seluas 320.656 kilometer persegi ini memiliki tingkat keindahan mencapai 35 dibandingkan Bunaken yang mencapai 27.
Keindahan taman bawah laut di kawasan ini berada pada posisi tiga besar dunia setelah Kepulauan Marshall dan Kepulauan Maladewa hingga memperoleh pengakuan dunia internasional.
Ekspedisi ini juga dijadikan sebagai bagian dari upaya menggaet pelancong dari Singapura dan Malaysia. Pulau Takabonerate kemudian diharapkan menjadi lokasi persinggahan kapal-kapal pesiar.
"Dari hasil konvensi asosiasi kapal pesiar Indonesia di Monaco, November, 2008 lalu, dari 177 kapal pesiar 33 diantaranya selalu melewati Selat Makassar," jelas Koordinator wilayah, Asosiasi Travel Seluruh Indonesia (ASITA) Sulawesi, Nico B.Pasaka.
Dari 33 kapal pesiar tersebut, sedikitnya 500 hingga 1300 wisatawan setiap tahunnya masuk ke Sulawesi Selatan melalui pelabuhan-pelabuhan kota. Pulau Karimun Besar yang terletak di antara Sumatera, Malaysia, dan Singapura sukses menjadi kawasan wisata persinggahan sejak tahun 1989. "Peluang yang sama juga bisa terjadi di Pulau Takabonerate, Selayar," ujarnya.
Pulau Takabonerate di Kabupaten Selayar, Sulsel resmi dicanangkan sebagai kawasan taman laut nasional dan program wisata tahunan pemerintah provinsi pada (24/10).
Ekspedisi perdana untuk mengeksplorasi keindahan taman bawah laut ini didukung oleh sekitar 350 penyelam termasuk 30 'master divers' dan 172 klub mancing serta kurang lebih 620 penumpang kapal KRI Makassar 590. Total jumlah penumpang secara keseluruhan adalah 1120 orang.
Melihat peluang di kampung halamannya pengusaha nasional asal Kabupaten Selayar Tanri Abeng, berjanji membawa calon investor ke pulau tersebut. "Ini barang (Pulau Takabonerate) sudah jadi tinggal bagaimana kita mengemasnya," ujarnya yang menjamin bisa menarik investor dengan waktu yang cukup.
Salah satu bukti keseriusan Sulsel membangun pariwisata pada 2009 adalah saat gubernur mewajibkan seluruh kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan memiliki agenda tahunan pariwisata setiap bulannya.
Angin segar juga berhembus dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata."Jangan berhenti untuk membuat program pariwisata seperti 'Takabonerate Island Expedition' dan 'Visit Losari' agar terus mendapatkan perhatian di tingkat nasional dan mancanegara" ujar Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Iptek Depbudpar Titin M.Soekarya pada pembukaan Visit Losari (9/10).
Ia juga meminta pemerintah daerah tidak mengabaikan potensi wisatawan nusantara atau kunjungan dari masyarakat Indonesia di daerah lain.
Pertumbuhan pariwisata Makassar tahun 2008 mencapai 66 persen sebagai kota yang bandara-nya paling sering dikunjungi di atas Jakarta, Bali, Minangkabau, dan Manado. Posisi ini bertahan hingga akhir Agustus 2009 mengalahkan Minangkabau, Manado, Pekanbaru dan Medan.
Pencapaian ini merupakan bagian dari program 'Visit Indonesia Year' 2008 yang berhasil menarik 6,4 juta wisatawan mancanegara atau meningkat 16,4 persen dari tahun 2007 dengan jumlah devisa US$7,3 miliar atau meningkat 37,7 persen dari tahun sebelumnya.
Jumlah perjalanan wisatawan nusantara pada tahun lalu tercatat 225 juta kali perjalanan dengan jumlah uang yang masuk melalui jasa transportasi, akomodasi, penjualan cenderamata dan lainnya sebesar Rp123,17 triliun.
Perhatian pertama ditunjukkan oleh perantau asal Sulsel yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
"Kebanggaan akan kemajuan di kampung halaman ini tentunya akan menarik para perantau untuk melakukan wisata mudik ke kampung halamannya," kata Ketua Umum KKSS, Hasanuddin Massaile pada musyawarah besar KKSS dan peserta pertemuan saudagar Bugis-Makassar (25/9).
Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan kemudian mengusulkan anggaran promosi pariwisata tahun 2010 mencapai Rp3 miliar pada (02/11). Alokasi dana promosi tersebut telah diusulkan ke dalam APBD 2010 termasuk di dalamnya dukungan dana promosi pariwisata kabupaten dan kota dan membuka kembali perwakilan promosi wisata di Bali.
Menteri Budaya dan Pariwisata, Jero Wacik juga pernah menyatakan ambisinya untuk membangun bandara internasional di Kabupaten Tana Toraja.
"Saya suka sekali di sana, hotelnya sudah lengkap, tradisinya sudah jadi tapi perjalanan ke sana terlalu lama," jelasnya (25/9). Proyek tersebut dipastikan berjalan karena telah diusulkan untuk masuk ke dalam program pemerintahan 2009-2014.
Kehadiran bandara nantinya akan mendukung program 'Bali Beyond' yaitu sebuah program untuk menarik wisatawan mancanegara yang berlibur di Bali ke daerah-daerah wisata lain di Indonesia.
Hingga akhir Agustus 2009 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia tercatat 3,5 juta orang. Ia mengungkapkan, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia pada 2008 mencapai 6,4 juta orang dari target tujuh juta orang.
Kunjungan wisatawan dengan jumlah tersebut, menyumbangkan devisa untuk negara senilai US$7,5 miliar. "Angka ini merupakan angka tertinggi sejak Indonesia merdeka," kata Jero.
Perhatian para pelancong di Indonesia juga hampir tak pernah lepas dari Trans Studio, wahana bermain keluarga yang dibangun dari hasil patungan pengusaha Chaerul Tanjung dengan Jusuf Kalla.
Tidak tanggung-tanggung, tujuh duta besar negara sahabat dan 12 gubernur serta 10 wali kota di Indonesia tercatat hadir sebagai tamu undangan peresmian Trans Studio (9/9).
Seluruh prosesi peresmian arena bermain keluarga seluas 2,4 hektar tersebut dilakukan oleh Jusuf Kalla yang kala itu masih menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
Daya tampung wahana ini mencapai 10 ribu orang dengan kapasitas nyaman antara 6000 sampai dengan 8000 orang. Kalangan industri pariwisata Makassar menilai kehadiran Trans Studio akan menjadi bahan jualan baru untuk menarik kunjungan wisatawan ke Makassar.
"Sudah terbukti di beberapa negara seperti Jepang, Amerika dan Hongkong, kehadiran sarana hiburan mampu meningkatkan arus kunjungan," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga.
Wahana bermain keluarga ini rata-rata per hari dikunjungi 1000 orang sementara di akhir pekan bisa mencapai 3000 orang. Bahkan, saat lebaran wahana ini dikunjungi oleh 15 ribu orang.
Selain warga Makassar, sejumlah artis, pengusaha dan pejabat tercatat telah mengunjungi wahana ini. Yang terakhir tampak menghabiskan waktu luangnya di tempat hiburan keluarga ini adalah Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan keluarga saat libur Natal (25/12).
Nilai jual tempat ini bukan hanya artis tapi juga program-program hiburan yang disebut-sebut sebagai pertunjukan yang pertama kali digelar di Indonesia.
Misalnya "Electrical Parade Show" atau pertunjukan karnaval lampu hias yang digelar saat libur Natal dan tahun baru. Pertunjukan seperti ini disebut baru digelar sejumlah negara seperti Amerika, Jepang, dan Korea.
Sajian terakhir Sulsel mencari perhatian para pelancong pada penghujung 2009 ini adalah festival budaya Toraja melalui program "Lovely December" yang dirangkaikan dengan puncak perayaan Natal. Pohon natal raksasa berukuran delapan hingga 12 meter di sebuah bukit di Kecamatan Rantepao serta pohon Natal berukuran delapan meter yang menghiasi setiap sisi jalan menjadi daya tarik tersendiri.
Koordinator wilayah Asosiasi Travel Indonesia (ASITA) kawasan timur Indonesia, Nico B.Pasaka mengatakan, puncak perayaan Natal tersebut sekaligus pendeklarasian "Tahun Sapta Pesona Pariwisata Toraja".
Penyelenggaraan program wisata lainnya yang ikut menunjukkan semangat bangkitnya pariwisata Sulsel adalah Festival Pinisi (25/10). Festival ini disiapkan sebagai ikon yang baru mulai 2010 dan menjadi inti program pariwisata Sulsel, 2010 setelah 'Takabonerate Island Expedition' dan 'Lovely December Toraja'.
Resep lain untuk mencari perhatian pelancong adalah melalui musik. Jazz at Fort Rotterdam akan digelar untuk kedua kalinya pada Juli-Agustus, 2010. Penyelenggara memastikan konser musik jazz tahun ini akan lebih semarak dari penyelenggaran sebelumnya.
Pada penyelenggaraan pertamanya September 2009, tercatat 30 musisi jazz nasional tampil. Total jumlah musisi yang tampil termasuk musisi lokal mencapai 150 orang.
(T.PSO-100/J006)
Berita Terkait
Sulsel Pacu Prestasi Hadapi PON
Jumat, 1 Januari 2010 1:15 Wib
Pariwisata Sulsel Mulai Menggeliat
Kamis, 31 Desember 2009 6:37 Wib
Tantangan Perberasan Sulsel 2010
Rabu, 30 Desember 2009 21:30 Wib
Catatan Akhir Tahun - Refleksi Ekonomi Sulsel 2009
Rabu, 30 Desember 2009 13:36 Wib
"Lovely December" Pererat Hubungan Antar Umat Beragama
Selasa, 29 Desember 2009 21:42 Wib
Mengapa Indonesia Perlu Peringati Momen 27 Desember ?
Minggu, 27 Desember 2009 12:43 Wib
Bila Hujan Salju 'Menghantam' Belanda
Senin, 21 Desember 2009 13:23 Wib
Palopo Longsor Peringatan Dini Musim Hujan
Selasa, 10 November 2009 21:52 Wib