KPU Makassar evaluasi partisipasi Pemilih Pilkada 2020
Makassar (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar, di Provinsi Sulawesi Selatan mengevaluasi tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, pada 9 Desember 2020.
"Evaluasi ini untuk melihat, ada beberapa kelurahan partisipasinya tinggi dan ada pula yang rendah," ujar Komisioner KPU Makassar, Endang Sari, Kamis.
Untuk jumlah presentase pemilih dari akumulasi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan usai Pilkada Makassar, tercatat di angka 59,66 persen dari target awal 77,5 persen.
Komisioner membidangi Koordinator SDM dan Partisipasi Pemilih itu menuturkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dan PPK divisi sosialisasi dan teknis untuk memetakan partisipasi di wilayah masing-masing.
Begitu pula dengan wilayah kelurahan yang mencapai target, maupun tidak, serta bagaimana karakteristik wilayah tersebut serta faktor pendukung sehingga angka partisipasinya bisa tinggi.
Ia menyebutkan dari 153 kelurahan, ada 10 kelurahan partisipasi pemilih rendah dibawah 50 persen. Namun demikian, ada 10 kelurahan partisipasinya tinggi diatas 80 persen.
Selain itu, dua kelurahan yaitu Kelurahan Lakkang di kecamatan Tallo dan juga Kelurahan Untia di Kecamatan Biringkanaya, angka partisipasinya lebih dari 80 persen.
Kendati daerah itu memang memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) lebih sedikit dibandingkan dengan kelurahan lain. Sedangkan terendah di Kelurahan Ende, Kecamatan Wajo hanya 43,95 persen dan Kelurahan Daya, Kecamatan Biringkanaya, 45 persen.
"Hasil evaluasi ini menjadi bahan pemetaan berbasis kelurahan, dan mengidentifikasi persoalan dan kendala dihadapi setiap kelurahan untuk menjadi acuan kerja selanjutnya," kata Endang.
Ia menambahkan, faktor tinggi rendahnya partisipasi pemilih dipengaruhi kelompok masyarakat yang homogen serta ikatan emosionalnya. Faktor lain adalah pengaruh patron klien juga tokoh masyarakat di tempat itu.
"Kedepan dalam setiap sosialisasi berbasis kelurahan, yang pertama kita disasar adalah tokoh masyarakat, karena dianggap punya pengaruh," tambahnya.
"Evaluasi ini untuk melihat, ada beberapa kelurahan partisipasinya tinggi dan ada pula yang rendah," ujar Komisioner KPU Makassar, Endang Sari, Kamis.
Untuk jumlah presentase pemilih dari akumulasi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan usai Pilkada Makassar, tercatat di angka 59,66 persen dari target awal 77,5 persen.
Komisioner membidangi Koordinator SDM dan Partisipasi Pemilih itu menuturkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dan PPK divisi sosialisasi dan teknis untuk memetakan partisipasi di wilayah masing-masing.
Begitu pula dengan wilayah kelurahan yang mencapai target, maupun tidak, serta bagaimana karakteristik wilayah tersebut serta faktor pendukung sehingga angka partisipasinya bisa tinggi.
Ia menyebutkan dari 153 kelurahan, ada 10 kelurahan partisipasi pemilih rendah dibawah 50 persen. Namun demikian, ada 10 kelurahan partisipasinya tinggi diatas 80 persen.
Selain itu, dua kelurahan yaitu Kelurahan Lakkang di kecamatan Tallo dan juga Kelurahan Untia di Kecamatan Biringkanaya, angka partisipasinya lebih dari 80 persen.
Kendati daerah itu memang memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) lebih sedikit dibandingkan dengan kelurahan lain. Sedangkan terendah di Kelurahan Ende, Kecamatan Wajo hanya 43,95 persen dan Kelurahan Daya, Kecamatan Biringkanaya, 45 persen.
"Hasil evaluasi ini menjadi bahan pemetaan berbasis kelurahan, dan mengidentifikasi persoalan dan kendala dihadapi setiap kelurahan untuk menjadi acuan kerja selanjutnya," kata Endang.
Ia menambahkan, faktor tinggi rendahnya partisipasi pemilih dipengaruhi kelompok masyarakat yang homogen serta ikatan emosionalnya. Faktor lain adalah pengaruh patron klien juga tokoh masyarakat di tempat itu.
"Kedepan dalam setiap sosialisasi berbasis kelurahan, yang pertama kita disasar adalah tokoh masyarakat, karena dianggap punya pengaruh," tambahnya.