Makassar (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan menggelar Pameran Temporer Koleksi Pilihan Museum La Galigo, di Benteng Rotterdam, Makassar selama enam hari dari tanggal 18 Agustus hingga 23 Agustus 2022.
Kepala UPT Museum Lagaligo Zakiyah Assegaf di Makassar, Kamis menyampaikan bahwa sudah ada beberapa sekolah yang mendaftar untuk mengunjungi museum, yang kemudian diatur jadwal kunjungannya.
"Ada beberapa agenda yang telah dibuat, sebagai rangkaian dari Pameran Temporer Koleksi Pilihan Museum La Galigo ini. Salah satunya adalah pemutaran film dokumenter, yang akan dilaksanakan setiap sore," kata Zakiah.
Adapun koleksi pilihan yang dipamerkan pada acara ini, seperti silsilah Kerajaan Luwu, Kerajaan Bone, Kerajaan Gowa, dan Batara Guru. Adapula naskah Lagaligo dan naskah Perjanjian Bongaya. Termasuk koleksi arkeologi.
Sejumlah lukisan juga turut dipamerkan. Salah satu lukisan yang cukup menarik perhatian pengunjung pameran adalah lukisan petani Toraja, yang dilukis oleh R Boneet Tahun 1964 (Belanda).
Terbuat dari kain kanvas dan cat minyak berbingkai kayu, berwarna hijau, coklat dan krem. Lukisan ini menggambarkan bagaimana kehidupan petani di daerah Toraja dalam cara menanam padi di sawah.
Kepala Disbudpar Sulsel Prof Muh Jufri berharap anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK, dan SLB bisa dimobilisasi untuk mengunjungi pameran ini. Sehingga, anak-anak bisa mengetahui lebih jauh tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia.
"Mari kita jadikan museum sebagai sekolah kedua mereka. Di sini mereka bisa melihat langsung beberapa peninggalan sejarah," ujarnya.
Ia mengungkapkan, dalam waktu dekat akan membahas hal ini dengan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, dan melakukan MoU agar sekolah-sekolah yang ada di bawah naungan Dinas Pendidikan Sulsel bisa memasukkan kunjungan ke museum sebagai salah satu agenda wajib di setiap sekolah.
Sehingga, para siswa bisa belajar tentang sejarah dan kebudayaan di museum.
"Sangat penting mengajak anak sedini mungkin untuk mengenal keragaman budaya sebagai aset bangsa yang tak ternilai," katanya.
"Jangan sampai, anak-anak kita terangkat jauh dari semua kearifan lokal kita akibat gempuran globalisasi dan modernisasi di segala bidang, yang bisa terdampak pada terkikisnya budaya lama," sambungnya.
Berita Terkait
Dekranasda Sulsel memamerkan produk unggulan pada Expo UMKM di Solo
Jumat, 17 Mei 2024 10:37 Wib
Sekda Sulsel : Inabuyer B2B2G Expo 2024 momentum UMKM promo produk
Jumat, 17 Mei 2024 6:32 Wib
KPK menggeledah rumah keluarga SYL di Makassar
Kamis, 16 Mei 2024 21:29 Wib
Pemprov Sulsel gandeng PT Bomar dan OJK tingkatkan produksi udang Sulsel
Kamis, 16 Mei 2024 21:23 Wib
Pemprov Sulsel dan PT Bomar kolaborasi jadikan Sulsel produsen udang terbesar
Kamis, 16 Mei 2024 19:54 Wib
BPN Sulsel optimistis redistribusi 45 ribu lahan pada 2024
Kamis, 16 Mei 2024 19:52 Wib
Pj Gubernur pastikan PSN di Sulsel tanpa hambatan
Kamis, 16 Mei 2024 19:48 Wib
Pj Gubernur Sulsel lepas bantuan Pangkostrad ke Luwu
Kamis, 16 Mei 2024 15:53 Wib