Makassar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional melakukan diseminasi kajian investasi asing di Sulsel.
"Kami mengapresiasi kegiatan diseminasi kajian dengan judul The Most Binding Constraint on Foreign Direct Investment in South Sulawesi melibatkan semua pemangku kepentingan," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulsel H Sulkaf Latief di Makassar, Selasa.
Kegiatan diseminasi dibuka secara resmi H Sulkaf. Sementara kajian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan utama dalam masuknya Penanaman Modal Asing (PMA) ke Sulsel.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Causa Iman Karana mengatakan, kajian tersebut, mengidentifikasi hambatan dan rekomendasi strategi peningkatan iklim investasi dilakukan menggunakan pendekatan Political/Politik, Economic/Ekonomi, Social/Sosial, Technology/Teknologi, Enviromental/Lingkungan dan Legal/Hukum (PESTEL).
Hasil kajian menunjukkan nilai Indeks Hambatan Investasi (IHI) Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2022 sebesar 43,65 atau masuk dalam kategori hambatan sedang.
Menurut dia, hambatan tertinggi terdapat pada dimensi Social, Lingkungan dan Ekonomi, sedangkan nilai IHI terendah terdapat dalam dimensi Teknologi, Politik dan Hukum.
Mayoritas responden kajian memiliki rencana investasi (will explore dan likely to invest) di Sulawesi Selatan dan di Indonesia dalam 3 tahun mendatang dengan manufaktur sebagai sektor yang paling diminati.
Hasil kajian tersebut juga mengkonfirmasi pentingnya peran rekomendasi investasi (dari pemerintah, kolega bisnis ataupun Lembaga konsultan swasta) sebagai mediator antara dimensi PESTEL dan keputusan investor dalam menanamkan modalnya.
Selain itu, terbangunnya kerja sama investasi dengan negara asal investor berpotensi meningkatkan peluang investor asing menanamkan modalnya di Sulsel.
Lebih lanjut, rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil kajian mencakup pentingnya menjaga stabilitas politik, harmonisasi ketentuan hukum antara pusat dan daerah dan penyediaan infrastruktur dasar.
Selain itu, juga direkomendasikan untuk mendorong penguasaan teknologi tepat guna terutama bagi siswa-siswi sekolah kejuruan, mendorong pola pikir inventor untuk mahasiswa, sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk LSM dan tokoh masyarakat, dan meningkatkan pengawasan fasilitas instalasi pengolahan air limbah untuk meminimalisir dampak negatif aktivitas industri.
"Diseminasi hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi menjadi masukan bagi Pemerintah dalam merumuskan kebijakan dan mendorong peningkatan investasi di Sulsel," kata Iman.
Berita Terkait
Nakes Sulsel terjang titik terisolasi Latimojong layani korban banjir Luwu
Senin, 6 Mei 2024 14:26 Wib
BNPB : Belasan rumah dan fasilitas publik rusak dampak banjir di Wajo Sulsel
Senin, 6 Mei 2024 13:10 Wib
Mantan Gubernur Sulsel salurkan bantuan beras kepada korban banjir Wajo
Senin, 6 Mei 2024 11:44 Wib
Pemprov Sulsel beri bantuan 10 ton beras bagi korban banjir di Luwu
Senin, 6 Mei 2024 10:10 Wib
DPRD umumkan 7 komisoner KPID Sulsel periode 2024-2027
Senin, 6 Mei 2024 6:04 Wib
Dua siswa Bulukumba Sulsel terpilih sebagai peserta ASEAN DSE 2024
Senin, 6 Mei 2024 6:03 Wib
PKK Bulukumba buka donasi bagi penyintas bencana alam
Minggu, 5 Mei 2024 23:36 Wib
PLN menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Sulsel
Minggu, 5 Mei 2024 19:44 Wib