Makassar (ANTARA) - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Ujung Pandang (UPG) Makassar menyambut kedatangan atau debarkasi jamaah haji kelompok terbang (Kloter) 33 asal Sulawesi Tenggara.
Sekretaris PPIH Debarkasi UPG H. Ikbal Ismail di Makassar, Kamis, mengatakan, rombongan jamaah haji kloter 33 itu datang hampir bersamaan dengan kloter 31 yang tertunda (delay) selama 39 jam.
"Untuk penyambutan jamaah haji kami gunakan dua aula karena kedatangan jamaah haji ini hampir bersamaan. Satu delay dan satu sesuai jadwal," ujarnya.
Ikbal Ismail yang Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Sulsel itu mengatakan, jika umumnya setiap kedatangan atau debarkasi aula yang sering digunakan menyambut jamaah haji adalah aula Arafah.
Namun, karena jamaah haji datangnya hampir bersamaan sehingga pihaknya kemudian menyiapkan aula Mina untuk menyambut rombongan kloter 33 yang datang beberapa saat kemudian.
Menurut Ikbal bahwa penggunaan aula Mina dilakukan atas pertimbangan efektivitas pelaksanaan seremoni serah terima jemaah kloter 33 kepada pemerintah daerah, dengan harapan jemaah asal Sultra tersebut dapat segera beristirahat.
“Kloter 31 dan 33 kedatangannya hanya selisih 1 jam lebih sehingga tidak memungkinkan diterima di aula yang sama. Pada tahun-tahun sebelumnya hal ini juga kerap terjadi dan kami telah mengantisipasinya dengan mengerahkan seluruh petugas yang ada,” katanya.
Selanjutnya, pada prosesi serah terima kloter 33 dari PPIH kepada Pemda Provinsi Sultra, Ikbal dalam sambutannya mengungkapkan bahwa satu haji Kloter 33 atas nama Anwar Solong asal Kabupaten Kolaka tinggal selamanya di Arab Saudi.
“Kloter 33 ini dulu kita berangkatkan dari aula ini sejumlah 450 jemaah, namun ada satu jemaah asal Kolaka tinggal selamanya atau wafat di tanah suci, semoga beliau diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ucapnya.
Ikbal menyatakan tujuan berhaji, yakni untuk meraih predikat haji mabrur dan ini akan nampak bila jemaah telah kembali ke tanah air dengan senantiasa menebar salam dan kedamaian, memperkuat silaturrahim, rajin bersedekah, membantu anak yatim, dan memberi makan bagi orang-orang yang membutuhkan.
“Itulah ciri haji mabrur, dan mohon bapak ibu melakukan itu demi menjaga kemabruran hajinya dan tentu ibadahnya semakin ditingkatkan lagi karena bapak ibu adalah teladan bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.