Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar berkolaborasi Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri untuk memperkuat edukasi bagi anak-anak dan masyarakat mengenai bahaya radikalisme melalui ruang digital.
Upaya ini menunjukkan komitmen Pemkot Makassar bersama Densus 88 dalam menjaga ketahanan sosial masyarakat dari ancaman paham radikal dan intoleransi pada generasi muda.
Kasatgaswil Densus 88 Sulsel Agung NM di Makassar, Rabu, menyebut langkah ini menjadi bagian dari upaya preventif menghadapi tantangan zaman, dimana penyebaran ideologi ekstrem kini tidak lagi terjadi secara konvensional, melainkan merambah dunia maya.
"Termasuk melalui gim daring dan media sosial yang akrab dengan generasi muda," kata dia saat audiensi dengan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin bersama jajaran Densus 88 Anti Teror di Balai Kota Makassar.
Salah satu pembahasan penting dalam pertemuan tersebut ialah penguatan edukasi bagi anak-anak agar tidak mudah terpengaruh oleh paham radikal yang menyusup lewat dunia maya.
Bagi Agung, edukasi anak di bawah umur bukan hanya tanggung jawab Densus 88 saja, tetapi juga dilakukan bersama Pemkot Makassar.
"Kolaborasi ini juga bagian dari program ceramah ke sekolah sebenarnya sudah berjalan, tapi kan kami rutin," jelas Agung.
Agung menjelaskan bahwa pertemuan dengan Pemerintah Kota Makassar lebih untuk mempererat koordinasi dan memperkuat sinergi lintas lembaga.
"Kami bersilaturahmi membahas penanganan intoleransi, radikalisme, serta terorisme, khususnya di Kota Makassar. Selama ini semua berjalan baik, namun kita ingin lebih mempererat koordinasi, memperkuat sinergitas pengawasan dan edukasi," urai Agung menjelaskan.
Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak saling mendukung sinergi pencegahan dini, penguatan literasi digital, hingga pembinaan sosial agar potensi penyebaran paham radikal dapat ditekan sejak akar rumput.
Pada kesempatan ini, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Makassar Fatur Rahim menjelaskan berbagai langkah dan strategi preventif Pemkot Makassar untuk melindungi generasi muda dari ideologi ekstrem yang kini marak menyusup melalui media sosial, konten daring, hingga permainan digital (game online).
"Kita juga harus memperkuat dan mem-backup agar tidak terjangkit yang namanya ‘nabi-nabi palsu’ dan sejenisnya," ujar Fatur.
Fatur Rahim menjelaskan kolaborasi antara Pemkot Makassar dan Densus 88 bukan hal baru, namun perlu terus diperkuat seiring dengan perubahan zaman dan pola penyebaran radikalisme yang semakin canggih.
"Dengan semakin meluasnya perkembangan teknologi, penanganan kita juga harus makin melebar," ujar dia.
Ia menegaskan, pemerintah kota tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan keterlibatan lintas dinas dan seluruh elemen masyarakat agar pengawasan dan edukasi terhadap bahaya paham ekstrem dapat berjalan efektif.

Pemkot Makassar-Densus 88 tangkal Radikalisme di ruang digital

Sinergi pihak Pemkot Makassar bersama Densus 88 dalam upaya mencegah terorisme di ruang digitalisasi. Pertemuan ini berlangsung di Makassar, Rabu (14/10/2025). (ANTARA/HO-Humas Pemkot Makassar)
