Pendukung paslon Pilkada Sidrap terlibat bentrok
Makassar (Antaranews Sulsel) - Massa pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sidrap Dollah Mando-Mahmud Yusuf (Doamu) terlibat bentrok dengan pendukung Fatmawati Rusdi-Abdul Majid (Fatma) di jalan Jenderal Sudirman depan kantor Panwaslu Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan informasi yang diterima, Sabtu, para pendukung pasangan Doamu awalnya akan melakukan aksi di kantor Panwas setempat terkait dugaan kecurangan, namun dihadang pendukung pasangan Fatma. Mereka saling adu mulut hingga terjadi ketegangan.
Entah dari kubu mana yang memulai, kemudian terjadi saling lempar batu antarpendukung. Bentrokan pun tidak dapat terhindarkan sejumlah senjata tajam pun dikeluarkan para pendukung kubu masing-masing dan saling kejar satu sama lain.
Beberapa orang menjadi korban terkena lemparan batu. Beruntung aparat kepolisian yang sudah berjaga-jaga mencoba merelai kedua kubu sambil melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan kerumunan massa kedua kubu yang bersitegang.
Kapolres Sidrap AKBP Ade Indrawan yang dikonfirmasi wartawan menyatakan langkah preventif tetap dilakukan untuk menghindari terjadinya bentrokan susulan. Pendukung pasangan Doamu diminta untuk mundur agar kondisi dilokasi bisa diamankan.
"Kita bubarkan kedua kubu ini agar tidak saling menyerang, langkah tegas dilaksanakan agar situasi dan kondisi keamanan bisa segera dipulihkan. Belum diketahui siapa yang menyerang lebih dulu dan masih diselidiki," katanya.
Untuk meredam meluasnya konflik Polisi dibantu TNI kemudian melakukan penutupan jalan di Jenderal Sudirman-jala Abidin Podi yang merupakan jalan perbatasan Kota Pare-pare dan Kabupaten Sidrap.
Sementara Korlap aksi, Jusman mengaku bahwa aksi ini sudah dikoordinasikan dengan aparat hukum sebelumnya, sehingga penyampaian aspirasi sudah benar. Hanya saja, pendukung pasangan Fatma lebih dulu berada di kantor Panwaslu Sidrap.
"Kamu tidak akan mundur, ini aksi damai dan sudah dikoordinasikan sebelumnya. Kami meminta aparat tidak berat sebelah, untuk apa mereka berada di Panwaslu, harusnya polisi membubarkan mereka (pendukung Fatma) bukan kami," ujarnya.
Sebelumnya, aksi mengatasnamakan pengawal demokrasi sehat Sidrap bersama pendukung Doamu akan menyampaikan aspirasi sekaligus melaporkan dugaan netralitas Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Sosdukcapil) Sidrap, Syaharuddin Laupe, kedapatan membawa APK Paslon Fatma di dalam mobil dinasnya.
Berdasarkan informasi yang diterima, Sabtu, para pendukung pasangan Doamu awalnya akan melakukan aksi di kantor Panwas setempat terkait dugaan kecurangan, namun dihadang pendukung pasangan Fatma. Mereka saling adu mulut hingga terjadi ketegangan.
Entah dari kubu mana yang memulai, kemudian terjadi saling lempar batu antarpendukung. Bentrokan pun tidak dapat terhindarkan sejumlah senjata tajam pun dikeluarkan para pendukung kubu masing-masing dan saling kejar satu sama lain.
Beberapa orang menjadi korban terkena lemparan batu. Beruntung aparat kepolisian yang sudah berjaga-jaga mencoba merelai kedua kubu sambil melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan kerumunan massa kedua kubu yang bersitegang.
Kapolres Sidrap AKBP Ade Indrawan yang dikonfirmasi wartawan menyatakan langkah preventif tetap dilakukan untuk menghindari terjadinya bentrokan susulan. Pendukung pasangan Doamu diminta untuk mundur agar kondisi dilokasi bisa diamankan.
"Kita bubarkan kedua kubu ini agar tidak saling menyerang, langkah tegas dilaksanakan agar situasi dan kondisi keamanan bisa segera dipulihkan. Belum diketahui siapa yang menyerang lebih dulu dan masih diselidiki," katanya.
Untuk meredam meluasnya konflik Polisi dibantu TNI kemudian melakukan penutupan jalan di Jenderal Sudirman-jala Abidin Podi yang merupakan jalan perbatasan Kota Pare-pare dan Kabupaten Sidrap.
Sementara Korlap aksi, Jusman mengaku bahwa aksi ini sudah dikoordinasikan dengan aparat hukum sebelumnya, sehingga penyampaian aspirasi sudah benar. Hanya saja, pendukung pasangan Fatma lebih dulu berada di kantor Panwaslu Sidrap.
"Kamu tidak akan mundur, ini aksi damai dan sudah dikoordinasikan sebelumnya. Kami meminta aparat tidak berat sebelah, untuk apa mereka berada di Panwaslu, harusnya polisi membubarkan mereka (pendukung Fatma) bukan kami," ujarnya.
Sebelumnya, aksi mengatasnamakan pengawal demokrasi sehat Sidrap bersama pendukung Doamu akan menyampaikan aspirasi sekaligus melaporkan dugaan netralitas Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Sosdukcapil) Sidrap, Syaharuddin Laupe, kedapatan membawa APK Paslon Fatma di dalam mobil dinasnya.