Kabid Humas Polda Sultra AKBP Sunarto di Kendari, Minggu, mengatakan Polairud memiliki personil andal dan peralatan pertolongan memadai yang akan disiagakan di sejumlah titik jalur penyeberangan strategis.
"Polairud sesuai doktrinnya selalu hadir di tempat atau lokasi perairan yang dipadati manusia. Tugas kemanusiaan menjadi cita-cita luhur Polairud," kata Sunarto, mantan Kapolres Bau Bau.
Beberapa penyeberangan yang menjadi perhatian adalah jalur Kolaka (Sultra) - Bajoe (Sulsel), Tobaku (Sultra) - Lasiwa (Sulsel), Bau Bau - Buton Tengah, Tampo - Torobulu, Amolengo - Labuan, Lasalimu - Wanci, Donggakala - Rubia dan Kendari - Wawonii.
Berdasarkan pengalaman masa lalu bahwa arus mudik mulai terasa 10 hari menjelang lebaran Idul Fitri dan arus balik empat hari setelah lebaran.
Mobilisasi orang atau barang antarwilayah di Sulawesi Tenggara sebagai daerah kepulauan mayorias menggunakan sarana transportasi laut, yakni kapal laut.
"Penyeberangan Amolengo - Labuan diprediksi padat pemudik karena jalur alternatif itu menghubungkan Buton, Kota Bau Bau, Buton Utara, Konawe Selatan dan Kota Kendari," katanya.
"Kami mengimbau pemilik kapal dan calon penumpang yang menggunakan jasa kapal rakyat agar bersama-sama menjaga keselamatan selama perjalanan hingga sampai tujuan," katanya.
Pemilik kapal hendaknya tidak mengangkut barang dan penumpang melebihi kapasitas atau sebaliknya calon penumpang tidak memaksakan diri untuk berangkat demi keselamatan diri sendiri dan orang lain," ujarnya.