Makassar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar nelayan mengurungkan melaut untuk sementara waktu mengingat keberadaan Angin Muson Asia melintas di Indonesia selain menimbulkan hujan lebat juga memicu gelombang tinggi di perairan Sulawesi Selatan.
"Diprediksi tinggi ombak mencapai 2,5 meter hingga empat meter akan terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan Supermonde, Perairan Sabalana, Perairan Selayar, Teluk Bone bagian selatan, Laut Flores, dan Perairan Pulau Bonerate-Kalotoa," sebut Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Darmawan, Jumat.
Pihaknya memprediksi selama empat hari kedepan Angin Mosum Asia melintas di wilayah Sulawesi, sehingga akan terjadi peningkatan intesitas hujan mulai kategori lebat sampai pada tingkat ekstrem di wilayah Sulsel.
Selain itu, angin tersebut akan menyebabkan penambahan massa udara basah dengan pola pertemuan udara dari Laut Jawa hingga Sulawesi.
Dengan adanya Madden Julian, fase basah tersebut bergerak menuju Indonesia bagian tengah. Kondisi tersebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Sulsel.
Untuk itu, nelayan, masyarakat dan pengguna layanan transportasi darat, laut, dan udara diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari curah hujan tinggi, angin kencang dan gelombang tinggi yang akan terjadi empat hari ke depan.
BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang akan terjadi di Sulawesi Selatan bagian barat yang meliputi Kabupaten Pinrang, Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep Kepulauan, Kabupaten Maros, dan Kota Makassar.
Untuk wilayah Sulawesi bagian tengah, meliputi Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap. Di wilayah Sulsel bagian Utara meliputi Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Luwu, dan Toraja Utara.
"Sementara potensi angin kencang di pesisir barat, selatan, dan timur Sulawesi Selatan juga akan terjadi," imbaunya.
Di wilayah Sulsel hujan lebat akan memicu banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, meluapnya air ditambak budidaya, hingga keterlambatan jadwal penerbangan dan pelayaran.
Hujan lebat di wilayah Sulawesi Selatan menurut Darmawan juga memicu banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, meluapnya tambak budidaya, dan keterlambatan penerbangan serta pelayaran.
"Masyarakat diharapkan memperhatikan informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memperhatikan mitigasi hidrologimeteologi dapat dilakukan dengan baik," harapnya.
Di Pelabuhan Rakyat Paotere terlihat kecamatan Ujungtanah Makassar ratusan kapal nelayan masih terparkir rapi. Sejumlah nelayan menunggu di dek kapal mereka sembari menunggu perkembangan cuaca selanjutnya.
"Belum berani kami turun melaut, infomasi didapat, katanya empat hari kedepan akan ada angin kencang dan hujan deras serta ombak tinggi, makanya tidak turun sampai cuaca membaik," kata Ridwan salah seorang nelayan di pelabuhan setempat.
Berita Terkait
SAR Gabungan mengevakuasi delapan warga terisolasi pascabencana di Luwu
Senin, 6 Mei 2024 17:28 Wib
Polrestabes Makassar pulangkan puluhan mahasiswa yang diamankan usai unjuk rasa ricuh
Senin, 6 Mei 2024 16:14 Wib
Danlantamal VI Makassar proses hukum oknum aparat TNI AL terkait penembakan warga
Senin, 6 Mei 2024 13:15 Wib
Tim Satgas Lantamal VI Makassar sisir lokasi korban banjir di Luwu
Minggu, 5 Mei 2024 23:38 Wib
Ketum PKB mengumpulkan 230 bakal calon kepala daerah di Makassar
Minggu, 5 Mei 2024 23:37 Wib
Korban jiwa akibat bencana Luwu bertambah menjadi 11 orang
Minggu, 5 Mei 2024 18:13 Wib
Pemkot Makassar dan IKA Unhas salurkan bantuan untuk korban bencana di Luwu
Minggu, 5 Mei 2024 15:04 Wib
Wali Kota Makassar menyerahkan IMB Sinode Gereja Toraja
Minggu, 5 Mei 2024 14:48 Wib