Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan pentingnya belajar dari pengalaman untuk mencegah potensi lonjakan ketiga di Indonesia.
"Indonesia saat ini telah mengalami dua kali lonjakan yang terjadi pada Januari dan Juli 2021," kata Wiku Adisasmito melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu pagi.
Wiku mengatakan saat ini dunia tengah mengalami lonjakan ketiga sehingga perlu diwaspadai Indonesia dengan mempelajari pola kenaikan kasus di dalam negeri yang cenderung lebih lambat dari kenaikan kasus dunia.
"Pada pola gelombang kedua di mana terdapat jeda tiga bulan, perlu kita antisipasi mengingat dalam tiga bulan ke depan ini kita akan memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru 2022," katanya.
Wiku mengatakan lonjakan kasus di Indonesia pada Juli 2021 lebih disebabkan faktor internal dan bukan karena naiknya kasus global ataupun datang dari negara-negara lain.
Beberapa faktor internal penyebab kenaikan kasus dan penyebaran virus adalah meningkatnya mobilitas dalam negeri, dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan dengan periode mudik Idul Fitri dan sikap abai masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Wiku menjelaskan lonjakan pertama di Indonesia terjadi pada Januari 2021 yang merupakan dampak libur Natal dan Tahun Baru 2021 yang bersamaan dengan lonjakan pertama dunia. "Namun pada lonjakan kedua, dunia mengalaminya lebih cepat yaitu pada April 2021," kata Wiku menambahkan.
Pada saat terjadi lonjakan kedua kasus di dunia, kata Wiku, Indonesia sedang di titik terendah kasus mingguan. Sebaliknya, saat Indonesia kasusnya meningkat pada Juli, dunia kasusnya menurun dan meningkat lagi hingga mencapai lonjakan ketiga.
Dari perbandingan pola lonjakan, kata Wiku, dapat diambil pelajaran bahwa lonjakan Indonesia pada Juli lalu nyatanya tidak berkontribusi signifikan terhadap kasus dunia. Mengingat pada waktu yang sama, dunia sedang mengalami penurunan, pun sebaliknya lonjakan kasus di tingkat global dan beberapa negara tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan kasus di Indonesia.
"Hal ini dapat terjadi melalui upaya ketat dalam penjagaan batas negara. Sehingga importasi kasus dari negara-negara yang sedang mengalami lonjakan dapat ditekan seminimal mungkin," kata Wiku.
Wiku berpesan agar masyarakat Indonesia harus semakin tangguh dalam menghadapi COVID-19. "Perlu dipahami bahwa mobilitas penduduk dan masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, menjadi penyumbang terbesar terjadinya lonjakan kasus," katanya.
Berita Terkait
Satgas : Kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 4.442 orang
Minggu, 14 Agustus 2022 19:39 Wib
Jubir COVID-19: Cakupan vaksinasi booster lansia nasional baru 27,2 persen
Rabu, 27 April 2022 23:06 Wib
Kemenkes: 21,4 juta warga Indonesia telah mendapat vaksin COVID-19 dosis ketiga
Selasa, 29 Maret 2022 20:05 Wib
Satgas COVID-19: Masjid dan mushala harus memiliki petugas Prokes 3M
Senin, 28 Maret 2022 18:36 Wib
Jubir Pemerintah : Capaian vaksinasi dosis kedua di 21 provinsi masih di bawah 30 persen
Kamis, 28 Oktober 2021 20:02 Wib
Bersiap sambut gelombang ketiga pandemi COVID-19
Kamis, 23 September 2021 12:15 Wib
Sembuh dari COVID-19 bertambah 7.076 orang, Jawa Tengah tertinggi
Sabtu, 18 September 2021 20:13 Wib
Jubir Satgas COVID-19: Varian Mu belum ditemukan di Indonesia
Selasa, 7 September 2021 20:14 Wib