Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara meminta masyarakat agar tidak berfikir negatif soal utang negara karena utang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Utang itu adalah alat kita. Saya sampaikan kepada teman-teman HIPMI, pengusaha yang sehat pasti punya utang, karena utang itu memungkinkan untuk melakukan ekspansi, begitu juga dengan pemerintah,” kata Wamenkeu Suahasil dalam acara Indonesia Economic Outlook 2022 HIPMI yang disiarkan secara daring, Selasa.
Wamenkeu Suahasil menyampaikan pertumbuhan kredit Indonesia pada 2021 sekitar 5,2 persen, namun pada kondisi sebelum pandemi COVID-19 pertumbuhan kredit jauh melampaui capaian tersebut.
“Kita pengennya 2 digit sehingga dunia usaha punya sumber membiayai ekspansi-ekspansi,” ujar Wamenkeu.
Melalui kredit, lanjutnya, dunia usaha mempunyai sumber pendanaan yang pada akhirnya akan mendorong pemulihan ekonomi. Pemerintah, lanjutnya, akan terus mendukung para pengusaha melalui berbagai kebijakan seperti relaksasi pajak dan restitusi PPN dipercepat.
Pemerintah telah menaikkan batas restitusi PPN dipercepat menjadi Rp5 miliar dari sebelumnya Rp1 miliar. Melalui kebijakan terbaru, wajib pajak dapat memperoleh restitusi tanpa perlu pemeriksaan detail.
“Syaratnya tolong semua dokumennya disimpan, kalau nanti dicek dokumennya aman. Jadinya ini Rp60 miliar per tahun, banyak banget relaksasi yang kita berikan,” jelas Wamenkeu.
Lebih lanjut Wamenkeu Suahasil menyampaikan utang juga menjadi pilihan terakhir bagi pemerintah untuk menjaga belanja pemerintah yang menjadi penggerak ekonomi nasional. Defisit negara mencapai 6,15 persen terhadap PDB, sehingga kekurangan tersebut harus dibiayai dari utang.
Kendati demikian ia menegaskan penarikan utang bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) untuk membeli Surat Utang Negara (SUN). Selain itu, penarikan utang juga terbagi menjadi dengan bunga dan tanpa bunga.
“Jadi bikin utangnya juga hati-hati,” kata Wamenkeu Suahasil.