Penerapan TOS di Terminal Peti Kemas Makassar jadi proyek percontohan nasional
Makassar (ANTARA) - Penerapan sistem operasi terminal atau "Terminal Operation System" (TOS) di Terminal Peti Kemas Makassar (TPM) siap menjadi proyek percontohan nasional.
"Kalau penerapan TOS di terminal peti kemas dengan berbasis digital untuk dalam dan luar negeri, pertama kali diterapkan di TPM Makassar, sehingga nanti akan jadi proyek percontohan nasional," kata Dameanto Marilitua Pangaribuan kepala terminal peti kemas di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, dengan sistem layanan berbasis digital itu, maka dokumen jasa hingga untuk memantau posisi kontainer di terminal maupun dalam perjalan ke tujuan dapat terpantau melalui satu aplikasi digital.
Dengan demikian, lanjutnya, semua terminal yang dikelola itu terintegrasi datanya, sehingga posisi kontainer di pelabuhan asal hingga ke pelabuhan tujuan dapat diketahui dengan jelas.
"Sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan, ketika kapal datang misalnya rencana dan pengawasan sudah jalan, sehingga kecepatan bongkar muatnya bisa lebih cepat lagi dibandingkan sebelum menggunakan TOS," katanya.
Termasuk "Port Stay" atau lama sandar kapal bisa lebih singkat, misalnya sebelumnya sebulan dapat empat kali, namun karena "Port Stay" lebih singkat, maka bisa datang lima hingga enam kali di pelabuhan tujuan.
Sementara rencana peluncuran TOS dan implementasinya diberlakukan di TPK Makassar, Dameanto mengatakan, dijadwalkan pada September 2022.
"Karena itu diharapkan semuanya berjalan lancar, sehingga aplikasi TOS dapat dimulai pada September 2022," katanya.
Sementara pengiriman kontainer dari PTM rata-rata per bulan berdasarkan data PTM, masih sekitar 200 kontainer per bulan yang diberangkatkan ke lokasi tujuan untuk "direct call" atau pengiriman langsung ke luar negeri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penerapan TOS di Terminal Peti Kemas Makassar jadi proyek percontohan
"Kalau penerapan TOS di terminal peti kemas dengan berbasis digital untuk dalam dan luar negeri, pertama kali diterapkan di TPM Makassar, sehingga nanti akan jadi proyek percontohan nasional," kata Dameanto Marilitua Pangaribuan kepala terminal peti kemas di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, dengan sistem layanan berbasis digital itu, maka dokumen jasa hingga untuk memantau posisi kontainer di terminal maupun dalam perjalan ke tujuan dapat terpantau melalui satu aplikasi digital.
Dengan demikian, lanjutnya, semua terminal yang dikelola itu terintegrasi datanya, sehingga posisi kontainer di pelabuhan asal hingga ke pelabuhan tujuan dapat diketahui dengan jelas.
"Sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan, ketika kapal datang misalnya rencana dan pengawasan sudah jalan, sehingga kecepatan bongkar muatnya bisa lebih cepat lagi dibandingkan sebelum menggunakan TOS," katanya.
Termasuk "Port Stay" atau lama sandar kapal bisa lebih singkat, misalnya sebelumnya sebulan dapat empat kali, namun karena "Port Stay" lebih singkat, maka bisa datang lima hingga enam kali di pelabuhan tujuan.
Sementara rencana peluncuran TOS dan implementasinya diberlakukan di TPK Makassar, Dameanto mengatakan, dijadwalkan pada September 2022.
"Karena itu diharapkan semuanya berjalan lancar, sehingga aplikasi TOS dapat dimulai pada September 2022," katanya.
Sementara pengiriman kontainer dari PTM rata-rata per bulan berdasarkan data PTM, masih sekitar 200 kontainer per bulan yang diberangkatkan ke lokasi tujuan untuk "direct call" atau pengiriman langsung ke luar negeri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penerapan TOS di Terminal Peti Kemas Makassar jadi proyek percontohan