Makassar (ANTARA) - PT PLN (Persero) terus berkomitmen mengaliri listrik daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) utamanya kepulauan dengan mengandalkan dan memaksimalkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Salah satunya di Pulau Kodingareng, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS Kodingareng berkapasitas 260 Kilo Watt Peak (kWp) telah memberikan kontribusi besar untuk melistriki 996 pelanggan di pulau tersebut.
"Dengan revitalisasi PLTS Kodingareng dan PLTS Tanakekke, kami optimis listrik dapat tersalurkan 24 jam dan perekonomian masyarakat yang mayoritas sebagai nelayan dapat meningkat," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulselrabar Moch Andy Adchaminoerdin di Makassar, Kamis.
Sekretaris Kelurahan Kodingareng Rudayya mencatat bahwa dengan hadirnya PLTS mampu meningkatkan kesejahteraan dan membantu mengembangkan kegiatan ekonomi di pulau yang berpenghuni 4.599 penduduk tersebut.
"Dengan hadirnya listrik di siang ataupun malam hari, profesi masyarakat yang dulunya 90 persen adalah nelayan, kini lebih bervariasi, ada yang menjadi pedagang ataupun penyedia jasa yang menggunakan listrik untuk menjalankan usaha," ujarnya.
Dirinya menambahkan dari aspek pemerintahan dan sosial pun mengalami peningkatan.
"Kini kantor dapat beroperasi tanpa menggunakan genset lagi, ini semakin membuat pelayan terhadap masyarakat semakin lebih baik" tandas Rudayya.
Seorang nelayan bernama Daeng Ranni menuturkan kehadiran listrik membantu penghematan biaya operasional dalam pengerjaan kapalnya.
"Kalau bekerja memperbaiki kapal menggunakan genset kami menghabiskan Rp50 ribu untuk membeli solar, beda halnya apabila menggunakan listrik, kami hanya mengeluarkan Rp50 ribu untuk satu bulan," kata Daeng Ranni.
Program didieselisasi ini merupakan wujud nyata dari PLN untuk mengurangi energi karbon guna mencapai Carbon Neutral pada 2060 dengan mengoptimalkan energi domestik yang lebih murah.