Makassar (ANTARA) - Bupati Wajo, Sulawesi Selatan, Amran Mahmud mengingatkan tidak boleh lagi pekerja anak di daerah itu sehingga ia meminta seluruh pihak terkait memberikan perhatian kepada persoalan itu.
"Kita perlu bahu-membahu dan saling menguatkan atas persoalan ini," ujar Amran pada Lokakarya Pembelajaran dan Penutupan Program Perlindungan Anak dengan Kakao Berkelanjutan 2022 di Wajo, Selasa.
Kegiatan ini digelar Save The Children bekerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo, Yayasan Wajo Foundation dan Cargill.
Amran meminta Dinas Sosial P2KBP3A Wajo melakukan pendataan kembali usia anak yang dipekerjakan orang tua atau pihak lain.
Selain itu, meminta Dinas Dukcapil dan Dinas PMD serta pihak terkait lainnya menyusun data riil agar bisa memetakan permasalahan untuk dicarikan solusi bersama.
Mengenai penanganan pekerja anak, Amran berharap pihak terkait bisa bekerja sama lembaga pendidikan guna menitipkan anak-anak untuk melanjutkan pendidikan.
"Seperti yang saat ini kami rintis, Pondok Pesantren Imam Ahmad di Desa Sogi. Kami prioritaskan untuk kaum dhuafa dan anak yatim dan/atau piatu secara gratis sehingga mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan, bahkan kami daftarkan di sekolah negeri agar bisa dapat ijazah," ungkapnya.
Amran Mahmud juga menyampaikan terima kasih atas pelaksanaan program oleh Save The Children, Yayasan Wajo Foundation, dan Cargill. "Kita berharap program ini terus berlanjut bahkan ditingkatkan," harapnya.
Sementara Manajer Program Perlindungan Anak dengan Kakao Berkelanjutan Sudirman membeberkan capaian program di antaranya penguatan kapasitas rantai pasok tentang perlindungan anak dan pekerja anak, termasuk sistem pemantauan dan remediasi pekerja anak.
"Kami telah melaksanakan lanjutan sosialisasi perlindungan anak dan pekerja anak kepada 349 orang petani dan masyarakat serta ke sekolah sebanyak 752 siswa," urainya.
Selain itu, pihaknya juga tetap melanjutkan penguatan kapasitas masyarakat menangani kasus perlindungan anak, khususnya pekerja anak, serta berupaya meningkatkan kesadaran dan dukungan pemerintah daerah untuk remediasi pekerja anak.
"Kita berharap ranperbup tentang pencegahan dan penanganan pekerja anak ditetapkan secepatnya, kalau bisa bulan Februari tahun 2023, serta bisa mengoptimalkan penerapan ranperbup tersebut setelah ditetapkan guna mendukung program ini," ucapnya.
Berita Terkait
Pemprov Sulsel menerima penghargaan layanan zona hijau dari Ombudsman
Kamis, 12 Desember 2024 19:44 Wib
Pemerintah meminta koperasi manfaatkan lokapasar agar mampu saing
Kamis, 12 Desember 2024 15:03 Wib
DPRD ungkapkan anggaran penanganan bencana di Sulsel minim
Kamis, 12 Desember 2024 13:38 Wib
Dishub Sulsel cek kelayakan ratusan bus menjelang mudik Nataru
Kamis, 12 Desember 2024 11:25 Wib
DKP Sulbar mengumpulkan data kawasan konservasi Kepulauan Bala-Balakang
Rabu, 11 Desember 2024 20:07 Wib
Pemprov Sulsel telah tanam 12,5 juta pohon sebagai upaya rehabilitasi hutan
Rabu, 11 Desember 2024 19:39 Wib
Pemprov Sulsel: Korban 40.000 jiwa bukti kesetiaan rakyat pada NKRI
Rabu, 11 Desember 2024 16:23 Wib
DPRD Sulbar membahas fungsi pengawasan pengembangan peternakan
Rabu, 11 Desember 2024 8:05 Wib